2 April 2016

From: Aries, To: Gemini, with susu coklat bagian 3

"Cerita Tuhan memang selalu mengejutkan. Terkadang, Tuhan membuat skenario hidup agar yang datang pasti akan pergi suatu saat nanti. Dan siapa sangka bila yang pergi ternyata akan kembali, sore ini mungkin?"




3-a. When i see you again ...


Lelah bukan tujuan yang dicari hari ini. Meski teriknya memperparah suasana lapangan yang kian panas, tapi peluh bercucuran memberi semangat. Aries berbaris di barisan paling belakang, sejajar dengan para mentor laki-laki untuk memantau para casis yang sedang berbaris pada apel pulang. Bukan hal baru bahwa acara baris berbaris seperti ini merupkan hal yang paling dibenci oleh banyak orang. Selain panas, sudah tentu pegal. Tapi tidak bagi Aries.

       Sejak dia kecil, Aries sangat menyukai baris berbaris. Saat yang lain mengeluh bila diminta untuk upacara bendera, Aries adalah orang yang paling bersemangat untuk ikut andil dalam upacara bendera. Dia sangat tertarik untuk melihat pasukan pengibar bendera yang berbaris rapih dan tegap, dengan formasi yang cantik serta suara lantang dari sang komandan. Dia akan tersenyum senang bila acara pengibaran bendera dimulai. Tapi untuk apel, Aries tertarik untuk memperhatikan barisan siswa yang berdiri rapih dari belakang, atau depan. Bahkan bila memungkinkan, dia ingin melihatnya dari berbagai sudut.

        Siang itu, tepat pukul dua, dia sedang fokus mengamati barisan casisnya. Bila ada yang tak sejajar rapih, dia akan mendekat dan merapihkan. Setidaknya, ada satu hal yang dia syukuri dari kegiatan MOS yang tak dia inginkan ini. Tapi, meskipun dia fokus terhadap barisan casis yang dia bimbing, dia jua sesekali melikrik tiga barisan ke kana yang di mana, berdiri seorang lelaki dengan pakaian mencolok, berbeda dari yang lain.

        Setelah selesai apel pulang, para siswa langsung dibubarkan oleh guru pembina dengan tertib dan rapih. Tapi tidak untuk para panitia. Mereka diharuskan untuk mengikuti evaluasi kegiatan di ruang panitia. Dengan malas, Aries berjalan mengekor yang lain.

        Bau brengsek slash bau keringat alay dan bau matahari, seketika memenuhi ruangan panitia saat Aries terduduk di kursi yang sudah dibentuk melingkar sejak hari pertama MOS. Asal kalian tahu, Aries sangat tidak suka bau tak sedap. Mungkin, bisa dibilang hanya Aries lah yang masih terlihat segar dan wangi meski berkali-kali terkena panas dan keringat. Entah parfume apa yang dia pakai. Tapi hampir semua orang yang berdekatan dengannya, sangat suka dengan harum Aries yang menyerupai bayi. Dia punya racikan pewangi pakaian sendiri serta parfume andalannya yang akan membuat baju dan tubuhnya wangi sepanjang hari.

       Tak memakan waktu banyak, evaluasi berjalan cepat hari ini. Setelahnya, Aries bergegas keluar sekolah lalu menuju kantin depan sekolah untuk membeli susu coklat dan sedikit bersantai menghirup udara segar. Kantin terlihat ramai, tapi menyisakan satu meja kosong yang langsung Aries duduki. Mbak-embak kantin yang sudah hafal betul dengan wajah Aries, langsung menghampiri dengan membawa susu kemasan, dua buah.

       "Hai! Mau pesen ini kan? Nih uda saya bawain hehe. Ohiya, kemarin belum bayar loh ... dipangil-panggil tapi malah nggak denger. Untung kamu ganteng," ucap embak pelayan kantin sembari memeluk gemas nampan yang selalu dia bawa.

        Aries hanya tersenyum dan mengeluarkan dompetnya. Si Embak kantin langsung melotot saat melihat dompet Aries yang tebal. Pasti duitnya banyak nih ... gumam si embak dalam hati sambil sesekali melirik nafsu ke arah dompet yang akan dibuka oleh Aries. Matanya terus mengikuti arah gerak dompet, hingga badannya sedikit condong ke arah kanan.

        "Eh ... ngutang dulu nggak apa-apa kan? Nggak ada receh nih." GUBRAK. Si embak jatuh. Aries mendekatkan kepalanya ke arah si Embak sambil berbisik. "Ngutang dulu ya, Mbak?" lalu tersenyum manis. Sadar pesonannya mematikan, Aries menggunakannya untuk meluluhkan hati si embak. Bagai diserang petir cinta, suara datar nan serak Aries pun sukses membuat si embak gelagapan.        

        "Aduh kok mendadak gerah ya? Emm iya nggak apa-apa kok!" si embak menjadikan nampan yang dia pegang sebagai kipas. Jelas seklai jika wajahnya merona malu. Dia segera berlari menjauh untuk menenangkan diri. Jika dilihat versi Crayon Shincan, mungkin kepala si embak sudah tumbuh benjolan karena tadi terjatuh hingga kepalanya tebentur nampan. Dan saat dia berlari menjauh, bisa dibayangkan bahwa dia berlari dengan tubuh bergetar seperti jelly yang dikelilingi oleh lope-lope karena melting (baca: melayang tinggi)

       Dalam sekejap, suasana berubah melow. Aries terus memikirkan tentang lelaki tadi, lelaki berseragam putih abu yang mengaku murid baru yang baru saja pindah (lagi) ke kota ini. Apa dia jatuh cinta pada pandangan pertama? Hem ... jawabannya setelah yang sat—

        "Hai kak!" suara cempreng dari salah satu mahluk ajaib memotong kata-kata si penulis (aku). Derryl yang merupakan casis yang Aries bimbing, mendekat lalu duduk di depannya tanpa permisi. Dengan antusias, dia bertanya kepada Aries.

        "Kok sendiri? Aku temenin yahhhhhh?" Aries tak menjawab. Justru dia membuat mimik wajah seperti sedang makan permen yang terasa asam. Saat Derryl berkata "Yahhhh," mulutnya terbuka lebar hingga lalat dan ketek preman langsung keluar dari sana, Enggak. Yang bener itu mulutnya Derryl bauk banget! Bauknya sampe nusuk tenggorokan. Tapi Derryl tak menyadari itu. Malah, dia mendekatkan wajahnya ke arah Aries dan terus saja berbicara. Aries hanya bisa menutup matanya panik dan berdoa "Ya Tuhan, jauhkanlah hamba dari godaan syetan yang kelaminnya membingungkan ini, Aamiin"

        "Kak! KAK?! Innalillahi ..." Derryl mengusap wajah Aries yang matanya sedang terpejam seakan Aries telah menutup usia.

         Aries pun terkejut. Dia segera bertanya "Apa?!" dengan panik karena wajanya kini hanya beberapa jengkal saja dengan Derryl.

       "Kakak diajak ngobrol malah diem! Itu ada yang lainnya, Gemini dan lain-lain Kak!" dengan kesal Derryl mengulang perkataannya yang tadi tak Aries dengar karena sibuk memejamkan mata. Derryl menunjuk ke arah Gemini and the genk, dan Aries melayangkan pandangan ke arah yang Derryl tunjukan.

        Mampus ... pasti berisik banget nih ada mereka. Batin Aries. Gemini dan yang lainnya langsung melambaika tangannya. Satu perempuan berkerudung malah berjalan mendekat. Dan beberapa detik selanjutnya, mereka semua langsung berpindah meja, bergabung dengan Aries.


                            ~*~


Musik dari iPhone yang tersambung ke speaker milik seorang lelaki terdengar cadas. Lagu dari MCR - Welome to the black parade membuat sakit telinga sang Mama yang mulai mengajukan protes kepada anaknya.

        "GIOVANNI PUTRA LAGA, JANGAN KENCENG-KENCENG DENGER LAGUNYA!" sambil menarik kabel speaker dari sumber listrik.

        "Mama apaan sih? Lagi enak juga ah!" sang anak ikut protes dengan perlakuan mamanya. Beberapa menit lalu, sang anak sedang menikmati udara sore hari di halaman belakang, tepat di kursi yang berada di dekat kolam renang. Rumahnya memang mewah, tipikal orang kaya dengan warna rumah yang didominasi putih. Niatnya untuk melepas lelah setelah seharian mengikuti kegiatan MOS pun gagal.

       "KAMU BISA NGGAK SIH KALAU DENGER MUSIC TUH JANGAN KENCENG-KENCENGGG! SAKIT TELINGA MAMA TAUUU!" tak bisa santai, mamanya berbicara dengan suara tingginya Dijah Yellow. Falsh, tak enak didenger, dan tak kalah membuat sakit telinga!

       "Gigi pengen santai bentar mah ... capek tau abis ikut MOS." Sang anak berjalan mendekat ke arah mamanya hingga mereka berhadapan, tepat di dekat kolam renang.

       Merasa kasihan, sang mama yang sangat memanjakan anak laki-laki satu-satunya ini pun langsung memeluk sang anak dengan penuh perhatian. "Uuuu kasian ya anak Mama. Emm tapi bauk banget ya belum mandi!" sambil mendorong sang anak hingga terjatuh ke kolam renang. Sang mama pun tertawa dengan puas.

      Namun, rupanya di dalam kolam renang sudah ada buaya raksasa yang siap menerkam sang anak. Mengetahui itu, sang mama pun panik dan berteriak histeris. "TOLONG-TOLONGGGG! GIGIIII! CEPET NAIK SINI AYOO!" 

       Tak kalah histeris, sang anak pun ikut menjerit panik seperti perawan yang akan diperkosa satpam komplek. "MAMAAAA! TOLONGGGG!"


"GIGIIIIIIIIIII!"

"MAMAAAA!"

"GIGIII!"

"MAMAAA!"

"GIGIII!" saling bersahutan terus hingga penulis tersadar bahwa ini hanya khayalannya saja.

JEBYUWARR! *anggap saja suara air*


       Dengan panik, tersedak air kolam, serta hidung memerah, sang anak menyembul ke permukaan kolam dan langsung protes kepada mamanya. "Ihh Mama apaan sih! Jahat!" lalu memukul manja Mamanya, enggak.


      "Hahaha kamu sih nyebelin! Uda cepet mandi, terus siap-siap latihan balet" enggak. "Hahahah kamu sih nyebelin! Uda cepet mandi!" mamanya membantu sang anak naik ke pangkuan Tuhan yang maha esa, EH ke daratan ...

.

.

.

    "It's been a long day, without you my friend...  And i'll tell you all about it when i see you again." Giovanni bernyanyi saat berjalan ke luar dari kamar mandi di kamarnya. Dia telanjang, dengan handuk yang dikalungkan di lehernya.

      Dia terkejut, di atas kasurnya sudah ada Jupe yang sedang duduk sexy menggunakan lingering transparan berwarna merah, Topi cowboy, sepatu boats, dengan membawa seutas pecut. Tatapannya sangat menggoda, dengan bibir bagian bawah yang berulang kali digigitnya. Hal itu membuat Giovanni bangun. IYA, BANGUN DARI KHAYALAN KOTORNYA.

       Setelah dia sadar, dia segera menuju meja belajarnya, lalu memegang sebuah figura kecil yang menampilkan foto dirinya saat masih kanak-kanak dulu. Foto itu memperlihatkan dirinya yang terlihat sedang merangkul satu orang bocah laki-laki yang sedang menangis. Dia sangat ingat dengan kejadian itu ...

       Jauh beberapa tahun silam, dia sedang bermain ke dufan bersama bocah laki-laki yang ada di foto, dan orangtua Giovanni. Saat itu, sang bocah lelaki sedang menangis karena tak boleh menaiki wahana ontang-anting oleh penjaga wahana karena masih terlalu kecil. Dia terus menangis di depan pagar yang memisahkan dirinya dengan wahana itu. Lalu, Giovanni mengajaknya untuk kembali ke tempat keluarganya berada. Sambil membantu si bocah berjalan, Giovanni kecil terlihat seperti memeluk padahal sedang merangkul. Melihat kejadian langka itu, dari kejauhan, mama Giovanni pun tertarik untuk memotret secara diam-diam. Dan ternyata hasilnya bagus! Lalu mamanya mengabadikan foto itu pada sebuah figura kecil, dan menyimpannya di kamar Giovanni sambil berkata "Dua jagoan Mama lagi akur!".

       Hatinya kini terasa sakit. Seketika itu pula dia mendadak sedih. "Lo uda makin keren ya sekarang, nggak nyangka gue. Tapi, lo inget nggak ya gue siapa?" gumamnya pelan dengan seutas senyum kecut, sembari mengusap-usap kaca figura.



                              ~*~



3-b. Tahun ajaran baru dimulai!!

"Duh Gusti ... Tadikan aing uda bilang, Kak Aries itu emang hot banget! James Reid aja kalah tuh!" ucapnya sembari berjalan menuju kelasnya di lantai dua. Beberapa murid yang ada di koridor menatap Gemini dengan tatapan heran. IYALAH yang mereka pikirkan itu Gemini berbicara sendiri, sudah pasti orang yang melihat akan heran dan menganggap dirinya gila. 

        "Kayanya, aing jadi artis sekolah deh semenjak MOS kemarin. Banyak pisan yang ngeliatin gini euy!" ucap Gemini sekali lagi. Murid-murid yang ada di koridor pun mulai berbisik dengan tatapan sinis. Gemini langsung berlari masuk ke kelas karena merasa tak nyan mendapati tatapan seperti itu.

         "Ngeselin! Masih pagi juga uda pada cari masalah! Kalo aing nggak lagi laper, uda aing tonjok deh muka mereka, ishh!" Gemini membanting tasnya ke meja dengan kencang. Derryl yang sudah ada di kelas pun langsung menoleh heran.

        "Nu gelo ih pagi-pagi marah-marah ..." sambil memegang sapu, Derryl mendekat ke arah Gemini dengan gaya centilnya. (Nu gelo = Orang gila).

        Ceritanya, Derryl sedang piket di kelas yang pagi ini masih kosong. Tapi bukannya membersihkan sampah yang masih berserakan,  dia malah membuat konser mini di depan kelas. Dia menjadikan sapu sebagai microphone, lalu dia bergoyang layaknya bintang dangdut. Goyangannya sangat erotis! Tapi suaranya? Bagai sayur kurang garam kurang enak kurang sedap . (Coba kalian bayangkan saat almarum Olga Syahputra lip sync lagu dangdut sambil joget super heboh. Kurang lebih Derryl itu mirip beliau. Lucu pokonya! Moodbooster banget!.) Namun, konsernya terganggu saat Gemini masuk ke kelas secara tiba-tiba ...

       "Kamu teh kenapa atuh pagi-pagi uda marah-marah? Pecah perawan hah?!" bagai cacing kepanasan, tubuh Derryl bergerak tak karuan saat berbicara. Kepalanya bergerak ke kiri dan kanan mirip tarian bolo-bolo. Begitulah ciri khas saat dia berbicara, lebay!

       "Eh siah ngomongnya nggak dijaga!" Gemini pun memukul pantat Derryl dengan kesal. "Kesel aja sih pagi-pagi uda banyak yang ngeliatin gitu ... pasti gara-gara MOS kemarin deh. Nyebelin!" Gemini menggigit tasnya dengan kesal.

      "Nggak apa-apa kali, tandanya kamu teh uda jadi artis sekolah! Bagus euy, artis tahun ajaran baru hahah," Derryl mulai beraksi. Saat dia berkata "Artis sekolah," dia pun berpose imut mengikuti Nabilah JKT48, dengan tangan berbentuk "v" serta bibir yang dibentuk seperti bebek. Seketika itu juga Gemini keguguran.

       "Guys! Tadi gue liat Kak Aries dibonceng sama cowok dong!" tiba-tiba Syeril masuk ke dalam kelas dengan membawa kabar yang sukses membuat Gemini jantungan.

         "WHAT?!" JENG JENG JENG JENG ... Gemini kaget. Dia langsung terduduk lemas.

          "Ah bener dugaan aku! kayanya dia gay deh. Asik!" Derryl malah bersorak gembira.

          "Nggak mungkin! Bapaknya kali itu? Iyakan Sye? Ayo bilang iya!" Gemini menguncang-guncang tubuh Syeril dengan tak sabar.

         "Bukan! Dia tuh pake seragam putih abu juga kaya kita ..." gumam Syeril dengan nada kecewa.

         "Kita harus cari tau ini!" Gemini tiba-tiba berdiri dengan menggebrak meja. Entah sejak kapan dia menjadi berlebihan seperti sekarang. Sepertinya, virus Derryl sudah menyebar.

        "Eh... lu gay ya?" tanya Syeril penuh selidik, sambil memegang pundak Derryl. Namun Derryl hanya berkata "kepo deh" lalu lanjut menyapu lagi sambil bernyanyi dangdut.



                             ~*~



"Maahh aku berangkat ya uda telat nih!" Giovanni berlari ke dapur yang di mana mamanya berada, sedang mengganti keran air yang rusak. Mamanya memang tomboy, dia pandai melakukan banyak pekerjaan laki-laki dan mau terjun langsung untuk mengerjakan, meski dia punya banyak asisten rumah tangga.

       "Eh ... sarapan dulu Gi!" respon Mamanya tanpa melihat ke arah Giovanni yang kini sudah berdiri di belakang dirinya.

       "Nggak ah, takut telat nih hehe. Salam dulu Mah." Giovanni menarik paksa tangan Mamanya yang basah untuk dicium. "Bye Mah!" tambahnya lagi sambil berlari ke garasi rumah.


       "Dasar bujang ..." mamanya melanjutkan kegiatannya lagi.

       Saat dijalan, Giovanni iseng melewati kawasan yang sudah tak asing lagi bagi dirinya. Dulu, dia pernah tinggal di kawasan ini. Dia masih inget betul setiap belokan yang ada di sana meskipun sudah banyak perubahan di sana-sini. "Wah ... warung ceu Enah uda nggak ada ya." Gumamnya kecewa, lalu membuka helm-nya. Dia menghentikan motornya tepat di depan sebuah rumah mewah yang dulu adalah warung.

        "Tiba-tiba, dari arah belakang muncul sekumpulan vampire yang kelaparan. Mereka mencari darah suci! Tapi nggak jadi. Yang ada, malah Aries yang tiba-tiba berdiri kaku di belakang Giovanni yang sedang duduk di atas motornya.

        "Dulu kita suka beli ice cream di sini. Terus kita kumpulin stick ice cream-nya biar dapet PS 2 yang ternyata bullshit." Tiba-tiba Aries berbicara dengan nada datar seperti biasanya, yang membuat Giovanni terkejut.

       Giovanni pun menoleh ke belakang dan mendapati Aries yang sedang berdiri dengan pandangan yang tak bisa dia artikan. "Ari?" gumam Giovanni tak percaya.

       "Yang kemarin di sekolah ternyata beneran elu ya. Lo masih inget tempat ini ternyata hahaha," tawa Aries terdengar dipaksakan. Aries mendekat lalu bertanya "apa kabar?"

        Giovanni turun dari motornya. Dia segera mendekat ke arah Aries. "Baik. Lo?" Giovanni balik bertanya, namun hanya dijawab dengan jembol yang Aries angkat seolah-olah dia berkata "oke."

        "Mau bareng?" tanya Giovanni. Tanpa menjawab, Aries langsung naik ke motor ninja milik Giovanni. Mereka pun berangkat sekolah bersama. 

        Entah harus mengungkapkan kebahagiannya seperti apa, Giovanni hanya bisa diam sambil tersenyum geli. Ternyata lo masih inget gue ya, gumamnya dalam hati, lalu melajukan motornya.

       Selama di perjalanan, mereka saling diam. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba saja Giovanni rasakan. Aries yang sekarang terlihat sangat berbeda. Bukan hanya postur tubuhnya yang lebih tinggi dari dirinya, tapi juga karena Aries berubah menjadi cuek dan dingin seperti es. Giovanni mengharapakan sebuah pelukan kerinduan dari Aries, tapi, itu tidak terjadi. Aries tak terlihat excited seperti yang dia rasakan. Alhasil, mereka saling berdiam diri hingga sampailah mereka di depan gerbang sekolah.



                            ~*~


Keadaan sekolah sudah cukup ramai. Terlihat banyak murid yang menggunakan seragam cerah sebagai tanda bahwa mereka adalah murid baru yang sudah resmi diterima di SMA Negeri 610. Saat Aries dan Giovanni sampai di gerbang sekolah, beberapa sorot mata memperhatikan mereka. Tak sedikit yang terlihat kaget dengan kedatangan Aries yang dibonceng oleh seorang lelaki berseragam sama, putih abu.

       "Thanks," jawab Aries datar, sambil turun dari motor. Giovanni tersenyum, lalu melajukan motornya ke parkiran.

       Saat Aries melangkah masuk ke dalam sekolah, dia disapa oleh dua orang siswi yang dia yakini adalah siswi kelas 10. "Pagi Kak Aries ... ini buat kakak," salah satu siswi memberikan sekotak coklat untuk Aries. Mereka terlihat salting saat ditatap bergantian oleh Aries. 

       "Thanks ya," jawab Aries sambil sedikit tersenyum. Diyakini bahwa kedua siswi tersebut akan segera masuk rumah sakit karena diabetes.

        "Wess Bro Arie! Pagi-pagi uda nentengin hadiah aje nih. Motor lo mana?" sapa seorang lelaki yang berjalan dari arah parkiran sekolah. Dia bernama Erick, teman satu kelasnya Aries.

         "Iya nih, bagi dong!" yang sekarang berbicara adalah Bimbim, yang memiliki postur tubuh paling kecil. Dia juga teman sekelasnya Aries.

        Tanpa memberikan jawaban apa pun, Aries langsung memberikan kotak coklat yang dia pegang kepada Bimbim. "Aih so sweet banget kamu ngasih aku coklat pagi-pagi, makasih ya," sedikit bercanda, Bimbim memberikan reaksi seperti seorang gadis yang baru saja diberikan iPhone 6 dari Om senang *Loh.

        "Hahaha apaan sih lo!" kata Aries sambil mendorong kepala Bimbim pelan. "Motor gue rusak euy, haha," tambahnya. Bisa dibilang, ini tawa pertama Aries setelah hampir tiga minggu tak bertemu kawan-kawannya. Pusat tawa terbesar setiap orang sudah pasti saat bersama dengan tema-teman dekatnya. Apalagi jika mereka itu konyol. Setuju? Setuju.

Mereka pun berjalan bersama menuju kelasnya.

          "Eh, ke kelas aja duluan gih. Gue mau liat si Abu dulu," Kata Aries kepada teman-temannya. Mereka pun mengerti, lalu pergi meninggalkan Aries sendiri.

         Aries berjalan menyusuri koridor sepi yang membawanya ke sebuah tempat yang menjadi salah satu tempat favorite-nya. Dia mengeluarkan sesuatu dari tasnya, lalu dia membuka pintu jeruji besi yang ada di sana, lalu masuk ke dalam tempat itu. Dia membuka lagi pintu kayu kecil sambil berkata "Morning Abu!" dengan gemas. Dia pun menggendong Abu dengan penuh kerinduan seperti sudah tak bertemu lama, padahal dia baru sehari tak bertemu Abu.

        "Laper ya laper? Nih makan dulu," sambil memberikan wortel yang sengaja dia bawa dari rumah. Dengan lahap, Abu pun makan wortel yang Aries bawa.

         Abu merupakan salah satu kelinci yang ada di sekolahnya. Aries membelinya di salah satu pet shop, dan sengaja menyimpannya di sekolah karena jika di simpan di rumah, dia takut jika Abu akan berubah menjadi hidangan makan malam oleh papanya.


                            ~*~


"Ya cukup untuk hari ini, silahkan istirahat." Pak Tur pun keluar dari ruangan Gemini. Semua murid yang tadi sempat mengantuk karena ceramah pak Tur yang setiap minggunya selalu diulang-ulang pun mendadak segar kembali.

         "Ge, jajan yuk?" ajak Riskiya kepada Gemini. Di kelas, Gemini duduk bersama Riskya di meja paling depan, sebelah pojok kanan, tepat di depan meja guru.

          Berbeda dengan Beby dan Syeril, mereka lebih memilih duduk di belakang agar bisa sedikit santai seperti main HP, bercermin, atau tidur. Derryl? Dia duduk di belakang Gemini bersama Tomo yang merupakan lelaki culun yang sangat pendiam. Tak ada pilihan untuk Derryl, hampir semua teman lelaki di kelasnya tak menerima Derryl untuk duduk di samping mereka. Begitupun Andrew. Katanya, Andrew malas jika duduk bersama Derryl. Sudah pasti berisik!.

          "Ge! Cari kelas kak Aries yuk?!" tiba-tiba Syeril mendekati meja Gemini dan Riskiya. Disusul Beby dan Derryl. Gemini pun mengangguk setuju, lalu mereka semua keluar kelas.

         Memang kamu sudah tau kelasnya Aries? Setelah sampai di tangga sekolah, Gemini mendengar sebuah suara yang mengingatkan dia akan sesuatu hal, bahwa mereka semua belum tahu Kak Aries itu ada di kelas 11 apa. "Eh kan kita belum tau Kak Aries ada di kelas mana ..." gumam Gemini kecewa, sambil menghentkan langkahnya. Otomatis mereka semua yang sedang menuruni anak tangga pun ikut berhenti. Kecuali Derryl ...

           Dia sedang asyik bercermin dengan cermin yang dia pinjam dari Syeril. –Sumpah ya, dia centil banget! Lebih centil dari perempuan tulen malah.– Karena terlalu asyik bercermin, dia yang ada di deretan paling belakang saat turun tangga pun menabrak pundak Beby yang ada di depannya. Dia tak tahu bahwa teman-temannya berhenti mendadak. Jadilah dia kaget, hingga menjatuhkan cermin yang sedang dia pegang.

PRAKKK. *anggap suara cermin jatoh*

         Mereka semua pun menoleh ke belakang untuk melihat Derryl yang mengaduh karena menabrak pundak Beby yang penuh otot, enggak.

        "Derryl? CERMIN GUE!" teriak Syeril histeris.

         "Aww!" tiba-tiba ada suara orang kesakitan dari lantai bawah.

         "Mampus ... kena orang!" gumam Derryl panik. Seketika itu pula wajahnya berubah pucat.

         "SIAPA YANG LEMPAR KACA INI KE GU— elu lagi?!" tiba-tiba seorang lelaki muncul dari lantai bawah, berpapasan dengan Gemini yang berdiri paling depan.

         Gemini mendadak kaku, dia ingat betul siapa lelaki yang ada di depannya ini. Lelaki ini adalah lelaki yang pernah terlibat satu kejadian kecil di tempat photocopy-an dekat sekolah. Gemini pernah menjatuhkan botol minum si lelaki ini hingga bajunya basah.

         "Bu ... bukan saya kang!" Gemini langsung membela diri dengan panik.

         "Minggir-minggir!" tiba-tiba Derryl menerobos barisan secara paksa untuk mendekat ke arah lelaki itu.

         "Sorry, tadi aku yang jatuhin kaca itu, nggak sengaja hehe," ucap Derryl langsung mengakui perbuatannya di depan wajah si lelaki tampan itu secara langsung.

        Lelaki itu pun mendadak bisu dihadapkan oleh spesies macam Derryl. "Kok mirip Kak Aries ya?" tiba-tiba Beby membuka suara. Semua yang ada di situ pun langsung menyadari akan pernyataan Beby tersebut. "Eh iya!" celetuk Riskiya.

       Saat mendengar nama Aries disebut, tiba-tiba saja lelaki itu tersentak. "Kayanya Aries terkenal banget ya di sekolah ini ...?" ucap si lelaki sambil memberikan cermin yang dia pegang kepada Derryl, lalu menuruni anak tangga menuju lantai bawah lagi. Di tengah perjalanan, dia terhenti dan berkata "Nggak usah panggil kang, gue sama kok kelas 10." 

       Gemini terkejut mendengar pengakuan lelaki  yang belum dia ketahui namanya itu. Mereka semua terdiam dalam bisu, memperhatikan pundak si lelaki yang sudah menghilang, mendahului untuk turun ke lantai bawah.

        "Lo kenal dia?" tanya Syeril yang langsung dijawab gelengan kepala oleh Gemini.


                            ~*~


       Keadaan kantin yang selalu ramai jika bel istirahat sudah berbunyi, selalu menjadi pemandangan yang tak sedap untuk dilihat. Terkadang, para murid yang "rusuh" dan tak tertib selalu membuat kekacauan. Berdesak-desakan saat memiih snack atau minuman, sudah menjadi pemandangan yang tak asing lagi. 

       Tak sedikit murid yang mengambil keuntungan saat melihat keadaan kantin yang penuh sesak. Ada yang mengambil snack atau minuman tanpa bayar, ada yang mencuri kesempatan "colak-colek" lawan jenis, ada pula yang kejam menyiksa dirinya ... yah malah nyanyi.

      Sebenarnya, kantin di sekolah ini tidak kecil. Ukurannya sangat luas! Kursi dan meja yang tersebar rapih, membuat banyak murid merasa nyaman saat menyantap makanan yang mereka beli atau mereka bawa dari rumah. Di sekeliling meja dan kursi ada banyak penjual makanan berat. Seperti nasi goreng, mie goreng, nasi uduk, bakso, sushi, burger, dan masih banyak lagi. Hanya saja, tempat untuk membeli snack atau minuman ada di dalam satu ruangan yang tak begitu luas. Bisa dibilang, lebih mirip warung ... di situlah tempat berdesak-desakan paling parah.

       Pagi ini, Aries memilih untuk membeli burger dan susu coklat kemasan saja, lalu pergi ke lapangan untuk bermain bulu tangkis. Salah satu kebiasaan Aries lainnya adalah berolahraga saat jam istirahat. Selain itu, dia memang malas untuk diam di kantin. Terlebih karena didominasi murid kelas 10 yang notabene masih baru di sekolah ini, jadilah mereka semua masih rajin untuk memperhatikan gerak-gerik Aries.

       "Pegangin bro, gue maen dulu!" sahut Aries setelah sampai di lapangan, sambil memberikan burr yang dia beli, namun tetap memegang kotak susu coklat kemasan.

      "BUAT GUE NIH BRO?" Erick harus berteriak karena Aries sudah berlari menjauh. Namun Aries seperti tak mendengar, tapi Erick tetap mengigit burger yang dia pegang. Sudah pasti Aries tak akan memakannya karena keasyikan main bulu tangkis. Daripada dibuang, lebih baik Erick makan saja.

       Erick, Bimbim, Dito dan Zeno yang merupakan kawan satu kelas Aries, duduk di mimbar upacara sambil memperhatikan Aries yang sedang main bulu tangkis melawan kaka kelas.

     "Itu anak ya, istirahat bukannya makan, eh malah olahraga mulu ckck," tiba-tiba Bimbim berbicara. Sontak yang lain langsung memandangnya dengan tatapan terkejut.

      "Anjrit! Aslinya? Baru dikasih coklat doang maneh uda perhatian gitu ih ke si Aries. Parah!" Erick berbicara dengan nada tak percaya.


      "Wah bahaya nih! Jangan deket-deket sono!" kini Dito yang berbicara. Dito merupakan lelaki cubby, namun memiliki wajah yang berjerawat. Dia selalu menjadi bahan lawakan teman sekelasnya.

       "Apaanlah, mikirnya aneh-aneh kalian mah! Wajarlah temen perhatian mah. Emang kalian mau kalo si Aries tiba-tiba pingsan gara-gara kaga makan? Gue sih ogah entar harus gotong dia ke UKS. Berat coy!" bela Bimbim penuh ekspresi. Semua langsung diam dan mulai sibuk memperhatikan Aries lagi.

        Zeno yang merupakan playboy sekolah, hanya asyik bermain HP tanpa memperhatikan ucapan teman-temannya. Dia memang punya dunia sendiri ... selalu sibuk dengan bermain HP. Sudah pasti dia sedang chatting dengan pacar barunya. Hampir semua cewek di sekolah pernah dia pacari. Apalagi sekarang tahun ajaran baru, dia pasti sedang gencar-gencarnya untuk mencari mangsa terbaru. Parah memang ... teman-temannya sudah clelah untuk memberitahu bahwa apa yang dia lakukan itu sangat tak ada gunanya.

        Di tempat lain, Gemini sedang berjalan di koridor sekolah bersama teman-temannya. Matanya menangkap sosok yang sudah seminggu ini rajin mengganggu pikirannya. "Eh itu Kak Aries di lapangan!" ucap Gemini penuh semangat. Teman-temannya pun –minus Beby– langsung bersemangat mencari keberadaan Kak Aries.

       "MANA MANA?!" Derryl sepertinya yang paling heboh. "AWWW KEREN BANGET!" tuhkan, dia yang paling heboh. Bingung deh, sebenarnya, Derryl itu suka perempuan apa pria ya?

       "Iya keren banget, ya ampun ..." Syeril terlihat terkagum-kagum.

       "Duh gusti, imut banget ya dia main bulutangkis sambil minum susu ultra gitu! Kaya bocah tapi lucu. Enak, disedot terus Kak!" lirih Gemini tanpa sadar yang langsung membuat teman-temannya lagi-lagi keheranan.

        "Ah Kak Aries mulu, bosen! Ayo ke kelas ah!" Beby langsung menarik paksa tangan Riskiya, karena hanya Riskiya dan dirinyalah yang tak begitu heboh saat melihat Kak Aries.






Bersambung...




.

.

.

.

.




Alhamdulillah uda sampe ke bagian 3. Terimaksih yang uda baca dan vote. Buat yang lain, kalau suka sama story ini jangan lupa vote ya? dishare juga dong biar makin semangat nih lanjutinnya kalau banyak yang baca :D




Aku post bagian baru itu antara jam 11 malam sampe 2 pagi.




Aku juga masih nunggu kritik saran dan komentar kalian di wattpad, bukan di askfm ya :') soalnya di askfm suka ga kebaca gara-gara tenggelam question-nya... jadi mending di sini aja ya kritik, sarannya, di kolom komentar.




terimakasih banyak!! salam susu coklat buat  kamu yang mungkin baca tulisan ini :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar