"Untuk sebagian orang: Terkadang, rumah di mana keluarga berada, terasa bukanlah rumah. Beberapa orang lebih suka berkeliaran di luar rumah untuk mendapatkan kebahagiaan serta ketenangan yang tak bisa mereka dapati di rumah tempat mereka tinggal."
2-a. KELUARGA?
Matahari menyinari kota Bandung dengan sangat "nangung". Pukul setengah empat sore, Aries baru bisa pulang ke rumah. Ini baru hari pertama, tapi kakinya serasa lepas dan kabur berlarian entah ke mana. Nggak gitu juga sih ... Tapi sumpah, hari pertama ini sangat melelahkan dan super pegal! Untuk enam hari kedepan, Aries masih harus menjalani hari-hari seperti ini. Di saat kawan-kawan kelas 11 dan 12 lainnya sedang libur sekolah, dia sudah masuk sekolah mendahului yang lainnya dengan kegiatan yang melelahkan seperti MOS ini.
Tak mau menunggu tugas lainnya datang dari sang Ketua OSIS, Aries segera pulang dengan pintu ke mana sajanya Doraemon. Ya, seandainya ada, dia pasti akan menggunakan pintu itu agar segera sampai ke rumahnya. Untuk berjalan saja, dia sudah tak mampu jika bukan karena terpaksa mengesot sepanjang jalan. Apa pun dia lakukan, asal dia bisa segera sampai di rumah –di kamar tidur kesayangan lebih tepatnya.– meski kakinya tak mampu lagi menopang bobot tubuh penuh dosanya itu.
Ah, dia harus naik angkot! Mengingat itu, Aries kesal bukan main. Kalau saja papanya tak berbuat aneh terhadap motor kesayangannya itu, dia pasti tak perlu repot-repot naik angkot untuk berangkat ke sekolah. Hubungan Aries dengan sang papa memang tak harmonis. Tiga hari lalu, tepatnya hari Jumat, mereka bertengkar. Papanya mengamuk karena Aries berbuat ulah di sekolah.
Dia makan nasi kuning di kelas saat jam pelajaran pertama sedang berlangsung. Kalian tahu? Jam pelajaran pertama itu adalah jamnya guru paling killer di sekolah! Dengan cueknya Aries memakan nasi kuning di atas meja. Saat ditanya kenapa dia berani makan di kelas oleh gurunya Bu Tika, dengan datar dia menjawab "Laper, belum sarapan Bu. Nanti kalau tiba-tiba stroke gara-gara kelaperan, gimana?" sontak satu kelas tertawa mendengar alasan Aries. Akhirnya dia dikeluarkan dari kelas dan dihukum berdiri di koridor hingga jam pelajaran pertama selesai.
Tapi, bukannya melakukan hukuman, Aries malah pergi ke perpustakaan. Hampir semua guru tahu jika Aries paling suka diam di perpustakan. Bukan, bukan untuk baca buku pelajaran. Dia sangat nyaman diam di perpustakaan karena di sana, wifi sekolah selalu kencang! Sehingga dia bisa internetan gratis dengan cepat. Salah satu kegemarannya adalah streaming film di youtube. Jika kebetulan wifi mati, ya Aries akan menumpang tidur di perpustakaan. Karena bu Tika tak kuat dengan tingkah laku dari murid nakal tapi ganteng melebihi Aliando ini, dia segera menelpon papanya Aries dan melaporkan kelakuan Aries.
Papanya yang terkenal sangat tempramental pun langsung tersundut emosinya. Saat bertemu Aries di rumah, beliau langsung mengamuk. Dirusaklah motor anaknya itu hingga body dan lampunya rusak. "Jupe!" panggil Aries terhadap motor kesayangannya yang memiliki body "besar" sama seperti Jupe. Karena tak mau ambil resiko ditilang polisi, dia pun membiarkan si Jupe istirahat di rumah. Dia tak punya cukup uang untuk membawa si Jupe berobat.
Masalahnya tak begitu fatal dan "Nakal", tapi papanya tetap saja mengamuk. Sebenarnya, Aries tahu jika selama ini dia selalu dijadikan pelampiasan amarah papanya jika sedang kesal atau mumet karena satu masalah. Dia yakin, saat itu papanya sedang ada masalah, dan saat mendapati laporan dari bu Tika, menjadikan papanya berubah segalak hulk.
Tiba-tiba saja, Aries malas untuk pulang ke rumah saat mengingat kejadian tentang papanya yang merusak si Jupe. Dia pun segera berjalan ke luar sekolah dengan kaki yang diseret paksa karena pegal. Dia memilih duduk di salah satu kantin yang menjual beraneka ragam jajanan khas kaki lima. Dia membeli satu kotak susu coklat kemasan, dan segera meminumnya hingga habis. Ya, dia sangat suka susu coklat, apalagi jika susunya ada dua ....
Tiba-tiba ...
GEDUBRAK! Raisa jatuh dari langit tepat di depan matanya!Enggaklah. Tiba-tiba saja, Aries mendengar suara orang terjatuh. Saat dilihat, ternyata embak-embak pelayan yang lagi bawa susu dua, –eh apa empat ya? Pokoknya lagi bawa susu soda!– terjatuh di depan matanya hingga gelasnya pecah! Ini pasti karena efek kegantengan Aries yang membuat embak-embak pelayan itu tak konsentrasi ... Bukannya membantu, Aries malah bergegas pergi meninggalkan kantin.
"Ganteng, bayar dulu!" teriak si embak pelayan, namun Aries tetap berjalan cuek.
~*~
"Maneh kuduna dengekeun mun aing ngomong teh!" PLAKKK!
Terdengar suara ribut dari dalam rumah. Baru saja Aries sampai, sudah disuguhi oleh pertengkaran. Itu pasti papa dan mamanya Aries yang bertengkar. Yang tadi berbicara adalah papanya. Dia berkata "Kamu harusnya mendengarkan perkataan saya!" dalam bahasa Sunda. Memang, keadaan rumah mereka selalu seperti ini. Belum lagi selalu ada suara kereta yang semakin memperparah keadaan. Sudah hampir 3 tahun Aries hidup dalam lingkungan yang tak sehat ini. Dia mencoba bertahan, meski seringkali merasa tak tertekan.
"Assalamualaikum ..." Aries mengucap salam seraya menampakan wajahnya di depan sang papa dan mama. Dilihatnya sang mama sedang menangis dengan terduduk di lantai, sambil memegangi pipinya. "Pasti KDRT nih." Dalam hati Aries berbicara.
"Kenapa baru pulang hah? Kerjaan maneh teh keluyuran weh terus nyak!" sambil melayangkan tangannya, papanya Aries hendak menampar namun berhasil Aries tahan.
"Saya baru pulang sekolah, capek habis jadi panitia MOS. Nanti aja marah-marahnya, saya mau istirahat." Dengan datar tanpa ekspresi, Aries segera berlalu meninggalkan papanya menuju kamar milik Aries yang berada di lantai atas. Sebelum naik tangga, Aries sempat melirik ke arah Mamanya yang kini sedang berdiri dengan senyum dipaksakan. Mamanya berbicara "Uda, masuk kamar" tanpa suara, namun Aries bisa mengerti dengan pergerakan mulut mamanya itu.
Sakit ... Sakit sekali. Hati Aries sangat hancur melihat keadaan keluarga, terutama mamanya yang selalu menjadi korban KDRT sang papa. Dia menahan sesak yang kian menjalar, lalu masuk ke kamarnya untuk segera terlelap. Didengarnya lagi suara ribut-ribut dari lantai bawah. Papanya pasti merusak sesuatu lagi seperti biasa. Karena tadi, yang terdengar adalah suara benda pecah belah.
~*~
Bintang berkelip mempercantik malam yang dingin. Gemini baru saja selesai menyiapkan perlengkapan MOS besok. Sejak hari ini, dia berubah menjadi lebih semangat untuk mengikuti MOS. Alasannya sudah jelas, karena ingin bertemu dengan kak Aries. Saat dia mencoba untuk tidur, bayangan akan wajah Aries terus tergambar nyata di pikirannya. Dia tersenyum gemas mengingat kejadian demi kejadian di sekolah tadi. "Duh Gusti, dia mirip banget James Reid tapi versi lebih gantengnya!" ucapnya dalam lamunan.
Gemini merupakan salah satu penggemar aktor, sekaligus model, sekaligus penyanyi asal Filipina, Jemes Reid. Dan semenjak bertemu dengan Aries, sepertinya resmi menggeser posisi James Reid di hati Gemini. Ini memang gila, tapi ini nyata. Gemini belum pernah berpacaran! Sejak dia remaja, dia bersumpah tak mau berpacaran jika bukan dengan James Reid. Dan dia, tak pernah menganggap bahwa di dunia ini ada pria yang kadar ketampanannya melebihi James Reid. Maka dari itu, dia tak pernah tertarik dengan pria di sekolah ataupun di mana-mana.
"Kak Aries, mulai malam ini, kamu resmi jadi idolaku ..." gumamnya sebelum dia tertidur.
Keesokan harinya, pukul empat pagi lebih 35 menit Gemini sedang bersiap untuk acara MOS hari ke-2. Tak seperti biasanya, kali ini dia tak banyak mengulur-ngulur waktu seperti kemarin. Semua tertata rapih dan teratur. Dia yang cuek, untuk pertama kalinya mulai memperhatikan penampilan. Berkali-kali dia melihat bayangannya di cermin hanya untuk memastikan apa rambutnya sudah terlihat rapi atau belum. Berulang kali juga dia memoleskan wajahnya dengan bedak dan beberapa alat make-up yang kemarin sore dia ambil secara diam-diam dari kamar Ibunya.
"Nah, aing siap sekarang!" dengan senyum sumringah, Gemini menatap bayangannya sekali lagi di cermin kamar. Dia segera membawa tas dan perintilan-perintilan MOS lainnya yang tak ingin dia lupakan seperti kemarin. Saat dia ke ruang makan, ternyata ibunya belum memasak apa pun. Saat dia hendak berpamitan ke kamar Ibunya, ternyata ibunya masih mengaji sehabis tadi salat subuh bersama.
Gemini adalah anak tunggal. Ayahnya sudah meninggal saat Gemini baru menginjak umur tujuh tahun. Gemini tak pernah tahu apa penyebab ayahnya meninggal dunia. Jika dia bertanya, sang Ibu hanya menjawab "Lebih baik kamu berdoa saja nak buat Ayah kamu ..." hingga akhirnya Gemini pun tak ingin mencari tahu lagi tentang hal itu.
"Bu ... Gege pamit sekolah dulu ya? Nanti pulangnya langsung bantu Ibu kok! Gege pergi dulu, takut telat! Assalamualaikum Bu!" dengan terburu-buru, Gemini berbicara dari pintu kamar ibunya, lalu segera pergi tanpa menunggu ibunya selesai mengaji. (Gege merupakan panggilan Gemini di rumah.)
Langit gelap tak menyurutkan semangat Gemini untuk sampai di sekolah tepat waktu. Meski langit masih gelap, beberapa orang yang berlalu-lalang di jalanan terlihat jelas sedang melayangkan tatapan aneh dan tidak suka kepada Gemini. "Apaan sih pada ngeliatin aing gitu? ewh!"
Tanpa ambil pusing, Gemini langsung menaiki satu angkot yang berhenti di pinggirian jalan. Di dalam sana, sudah ada tiga orang wanita, EH BUKAN. Mereka bukan waniya tulen, tapi mereka ... Begitulah, pasti kalian tahu, kan?. Posisinya, satu orang yang berbadan semok dengan baju super ngetat berwarna perak dengan belahan dada hingga ke perut, duduk di sebelah kanan angkot, tepat di depan pintu keluar. Jadi saat Gemini naik, yang pertama dia lihat adalah gundukan gunung yang hampir terlepas dari sangkarnya. Maka dari itu Gemini sempat mengira bahwa yang duduk di dalam angkot itu adalah perempuan.
Satu orang lainnya duduk di sebelah kanan si semok, tepat di belakang sopir angkot. Dia tak menggunakan pakaian wanita seperti yang lainnya, tapi, dia menggunakan celana jeans dengan jaket hitam yang kupluknya hampir menutupi semua wajah. Tapi saat Gemini naik ke dalam angkot, si dia pun membuka kupluknya dan terpampanglah wajahnya yang full make-up dengan kepala botak.
Satu orang lagi yang duduk di sebelah kiri dekat pintu, memiliki badan kurus kering dengan rambut pirang yang diikat percis seperti Jinny oh Jinny. Dia menggenakan pakaian India yang bagian belakangnya terbuka hingga ke pinggang. Terpampanglah garis merah bekas kerokan di punggungnya. Dan satu lagi, dia bau ketek! BANGET.
Gemini memilih duduk di pojokan sebelah kanan sambil menutup hidungnya dengan jaket yang dia pegang. Sumpah, bau banget! Sampai tertelan dan mengendap di tenggorokan baunya! Hweekkk.
"Mau ngelenong di mana, Neng?" tanya si semok, disusul suara tawa dari yang lainnya. Tak menjawab, Gemini hanya mendelikan matanya dengan sangat tak bersahabat. Gemini yang semula duduk mengarah ke depan, kini berbalik ke belakang. Sepertinya, pemandangan jalan di belakang lebih menarik dilihat daripada arah depan yang sangat-sangat merusak mata.
"Mereka kali yang mau ngelenong ... ewh!" Gemini berdialog sendiri.
~*~
2-b. DEWA CINTA PENOLONG
Singkat cerita, akhirnya Gemini sampai di sekolah. Karena masih pukul setengah enam pagi, Gemini belum diperbolehkan masuk ke dalam kelas oleh keamanan yang berjaga di gerbang depan. Dia dan beberapa casis yang sudah datang pun diminta untuk berbaris di lapangan dengan atribut MOS yang lengkap. "Anjrit ketek si cungkring masih kerasa banget di tenggorokan aing ..." gumam Gemini pelan.
Semakin lama, semakin banyak casis yang sudah datang. Lapangan depan hampir penuh oleh para casis. Beberapa keamanan berjaga di sekeliling barisan percis seperti menjaga tahanan yang sedang senam pagi. Hanya di Indonesia ya, Masa Orentasi Sekolah tetapi seperti ini? hahaha.
"Yang atributnya nggak lengkap, langsung memisahkan diri dari barisan ya! Langsung baris di sebelah kanan saya." Sebagian casis yang tak menggunakan atribut lengkap pun menurut dan segera memisahkan diri. Wajah cemas tergambar nyata di wajah mereka. Gemini yang semula berada di tengah barisan pun terpaksa harus maju beberapa langkah hingga dia berada di bagian paling depan barisan, karena para casis yang ada di depannya harus berpindah posisi.
"Kamu, iya kamu! Maju ke depan!" keamanan wanita yang kemarin menegur Gemini karena membawa parfume pun memanggil Gemini ke depan, jauh di dekat mimbar yang digunakan ketos untuk berbicara menggunakan microphone.
Gemini yang kebingungan pun menurut dan segera berlari ke depan. "Balik kanan! Menghadap ke temen-temen kamu!" dengan tegas keamanan itu berkata.
"Kamu mau sekolah atau main ke mall hah?! Kemarin uda ketauan bawa parfume, sekarang dateng ke sekolah pake make up! Mau tebar pesona kamu?!" dengan kasar, keamanan itu pun membuka paksa topi yang digunakan Gemini. Terpampanglah wajahnya dengan jelas. Puluhan pasang mata memandangnya dengan terkejut. Sebagian ada yang menahan tawa, sebagian lagi ada yang memandang khawatir. "yang lain diam!" tambah beberapa keamanan lain kepada semua casis.
Merasa dipermalukan, tiba-tiba saja air matanya jatuh tanpa permisi. Bukannya kasihan, si keamanan yang belum diketahui namanya itu malah membentak Gemini. "Nggak usah nangis dek! Manja banget kamu ya!" Gemini hanya menunduk menahan tangisnya agar tak semakin pecah.
Merasa sudah kelewatan batas, satu pria yang sedari tadi memandang dari kejauhan pun mendekat. "Udah woy, lo kelewatan!" dengan nada tegas, berbeda dari biasanya.
Semua orang yang berada di lapangan kaget dengan kedatangan pria ini, termasuk Gemini yang langsung membuat jantungnya berdegup cepat. Aries datang untuk menyudahi drama bodoh yang dilakukan keamanan ini.
"MOS itu harusnya ngenalin lingkungan sekolah, bukan mengintimidasi junior kaya gini. Gue tau lo pengen balas dendam gara-gara dulu lo ngerasa disiksa senior makannya lo ikut jadi keamanan kan? Tapi lo salah besar kalau lo kaya gini!" bagai superhero penyelamat, Aries berbicara dengan ucapan tajam namun sedingin es. Si keamanan pun hanya bisa diam. Para casis pun mulai terdengar ribut dengan opininya masing-masing yang tak terdengar jelas oleh Gemini, Aries atau orang-orang yang ada di depan lapangan.
"Sudah-sudah, mentor-mentor yang putra langsung bawa casisnya ke lapangan dalem ya, sebentar lagi apel pagi mulai. Ayo, dari barisan paling kiri dulu, tertib!" mengambil alih agar keadaan tak semakin memanas, Sam yang merupakan Ketua OSIS pun berbicara demikian. Si keamanan wanita ini pun memberikan perintah untuk Gemini agar kembali ke barisan. Sambil mengusap air matanya, Gemini kembali ke barisan dengan kepala tertunduk.
Sepanjang apel pagi, Gemini hanya melamunkan kejadian tadi. Kejadian saat dia dipermalukan senior, hingga saat dia dibela oleh Aries slash dewa cinta penolong. Dia merasa malu dan sakit hati, meskipun sedikit senang karena tadi Aries membantunya. Tapi tiba-tiba, tatapannya kabur. Dia pingsan!
~*~
Tiba-tiba saja keadaan berubah menjadi panik. Setelah mengetahui Gemini pingsan, orang pertama yang sadar akan kejadian itu adalah Lea yang kebetulan sedang berdiri di barisan Gemini, di barisan paling belakang. Lea segera memanggil tim medis dan mereka membawa Gemini ke UKS. Dengan sabar Lea menunggu Gemini di UKS hingga dia sadar.
"Eh Dek ... kamu uda sadar ya, kamu kenapa bisa pingsan?" tanya Lea sembari mengelus rambut Gemini yang sedang terbaring lemas di kasur UKS. Kaget mendapati dirinya ada di sebuah ruangan, Gemini langsung berusaha bangkit dari posisi awalnya.
"Eh jangan dipaksain kalau masih lemes ..." ucap Lea sambil membantu Gemini duduk.
"Teh, kenapa saya di sini, Teh?" tanya Gemini heran, dengan mimik wajah ketakutan.
"Kamu pingsan, ih! Belum sarapan ya?" tanya Lea perhatian. Gemini hanya menganggukan kepalanya. Sudah Lea duga, kebanyakan casis yang pingsan saat apel pagi memang karena mereka belum sarapan. Sisanya karena sakit, atau pura-pura saja agar mereka tidak ikut apel pagi. Kalian yang mana?
~*~
Di lapangan depan, kebetulan sekali Aries sedang memperhatikan casis yang kena hukuman akibat terlambat atau tidak membawa atribut lengkap. Tapi lama-lama, Aries muak juga dengan pemandangan itu. Sangat kentara bahwa para senior terlalu berlebihan memberikan hukuman. Lagipula, atribut yang harus casisi bawa juga sangat tak masuk akal dan terkesan "gak penting" untuk Aries. Daripada dia emosi dan menonjok satu-satu senior yang bertingkah seenaknya itu, dia memilih untuk pergi ke luar sekolah –tepatnya ke kantin depan– untuk membeli susu coklat kemasan.
Namun tiba-tiba, saat dia sampai di gerbang depan, dia dihadang oleh sekelompok preman yang memiliki badan kekar dan besar, dengan mengenakan singlet yang membuat bulu ketiak mereka yang panjang berterbangan. Tapi ternyata itu tidak benar-benar terjadi guys! Saat dia sampai di gerbang depan, dia melihat seorang pria berseragam SMA sedang duduk menyendiri di kursi kayu yang ada di dekat gerbang. Dia terlihat sangat gelisah. "Apa dia anak baru, ya?" tanya Aries dalam hati.
Dengan setengah hati, Aries pun mendekat ke arah pria itu. Saat menyadari ada seseorang yang sedang berjalan mendekat, pria itu pun langsung berdiri dan menunjukan wajahnya.
DEG.
Tiba-tiba saja Aries menghentikan langkahnya. Keringat dingin mulai bercucuran. Pria itu tersenyum ramah kepada Aries. Namun, Aries hanya diam tanpa menunjukan ekspresi apa pun. Setelah hening untuk beberapa saat, akhirnya Aries pun bertanya.
"Anak baru?" tanya Aries dengan nada datar dan tatapan yang sulit diartikan.
Pria itu tersenyum semakin lebar dan menjawab, "Iya. Tapi baru tau kalau masih MOS. Kemarin aku ke sini juga, gara-gara masih MOS, jadi aku nunggu di sini sampe jam 10 an. Eh sekarang juga masih MOS ya hehehe" tawanya dipaksakan.
"Malah curhat. Kelas berapa?" tanya Aries masih dengan intonasi datar namun menusuk.
Lelaki itu mengangkat kedua tangannya dan menunjukan sepuluh jarinya sembari cengengesan "10 hehhe" jawabnya.
"Oh casis. Kenapa diem di sini? Kenapa langsung pake seragam SMA? Kan harus ikut MOS dulu. Kelas 10 apa?" Mendadak Aries menjadi cerewet–Meskipun masih dengan intonasi datar dan wajah tanpa ekspresi ... Dingin banget men!
"Soalnya nggak tau ... nggak tau juga kelas mana. Soalnya baru pindah lagi ke Bandung, Hehe" jawabnya polos. Aries tak berkata apa pun lagi.
Dia langsung membalikan badannya dan berkata "ikut gue" yang langsung dituruti oleh si pria.
Aries membawa si pria ke lapangan depan. Di sana ada Hesti yang merupakan sekertaris dalam acara MOS ini. Dia pasti punya lembaran absensi yang bisa digunakan untuk mencari tahu dimana kelas pria ini. "Casis, nggak tau kelas mana dan di mana. Dia juga nggak tau kalo lagi MOS. Coba lo cek, gue mau masuk dulu". Aries langsung mengutarakan maksudnya kepada Hesti yang bahkan tak menyadari kehadiran Aries karena terlalu sibuk dengan berkas yang dia pegang. Beberapa pasang mata dari casis yang sedang di hukum pun mencuri pandang ke arah Aries yang memang mencolok dan selalu menjadi pusat perhatian.
"Loh ... tunggu! Kalian kembar?!" Tiba-tiba saja Hesti berteriak hingga membuat Aries yang semula sudah mau pergi, menghentikan langkahnya. Sontak para casis yang sedang di hukum pun memperhatikan Aries dan si pria yang ada di dekatnya seperti ingin membandingkan.
Aries menggeleng dan melanjutkan langkahnya. Setelah sampai di dekat ruang piket, dia berhenti dan membalikan tubuhnya untuk melihat sekali lagi ke arah lapangan luar. Dilihatnya si pria sudah sibuk berbicara dengan Hesti. Aries menghembuskan nafasnya panjang ....
~*~
"Yauda nih makan roti dulu, Dek. Ini minumnya." Sibuk membawa roti dan air putih untuk diberikan kepada Gemini, Lea tak menyadari bahwa Gemini tak memberikan reaksi apa pun. Saat Lea melihat wajah Gemini, dia terkejut mendapati Gemini yang pucat dengan mata melotot hampir menggelinding ke luar dari kelopak matanya.
"Dek ... Dek! Kamu oleng, ya? Enggaklah ... "Dek ... Dek! kamu kenapa Dek?" tanya Lea sembari mengguncang tubuh Gemini pelan. Namun, Gemini tetap mematung. Karena panik, Lea segera berlari ke luar ruangan dan memanggil teman-teman medisnya. "Medis ... medissss!" dengan panik, Lea berteriak. Semua tahu suara Lea itu sangat tak enak didengar. Sudah pasti kuping orang-orang yang mendengar suaranya itu akan kesakitan. Tapi sialnya, anak medis tak ada di dekat UKS. Lea pun segera berlari ke lapangan di mana para casis sedang apel pagi. Untung ada Bagus di sana, salah satu tim medis yang memang ramah.
"Gus! Tolong gue gus! Itu ... yang tadi pingsan, maa-ma ssa aneh banget! Cepet ke UKS!" dengan panik Lea menjelaskan maksudnya. Mereka berdua segera berlari menuju UKS yang jaraknya lumayang jauh dari lapangan karena ada di sisi pojok kanan sekolah.
Hampir sampai di UKS, mereka mendengar suara perempuan yang sedang menjerit-jerit. Saat sampai di UKS dengan nafas tercekik karena lelah berlarian, Lea dan Bagus menemukan Gemini yang sedang mengamuk percis seperti orang yang kerasukan! Keadaan kasur sudah berantakan. Sprei putih yang digunakan untuk membalut kasur pun sudah terjatuh ke lantai. Gelas yang tadi Lea bawa untuk diberikan ke Gemini pun sudah pecah di lantai. Posisi Gemini kini berjongkok percis seperti Tarzan, dengan mata melotot dan jeritan yang tak terhentikan.
Karena sangat panik, Lea mematung mendapati pemandangan seperti ini. Untuk pertama kalinya dia melihat orang kerasukan secara langsung. Bagus juga ikut panik, "LE... PANGGIL GURUUUUU!"
Setelah tersadar, Lea segera berlari ke lapangan lagi dan berteriak dengan suara cemprengnya. "PAK, BUK, ADA YANG KERASUKAN DI UKS! ADA YANG KERASUKANNNN!" sontak suaranya yang menyamai suara guru pembina yang sedang memberi arahan di mimbar menggunakan microphone pun membuat hampir semua orang yang ada di lapangan menolehkan pandangannya ke arah Lea.
"Eh ... eh ... kok pada ngeliatin gue sih? Aduh ... gue cantik ya? Aduh ... gue malu jangan diliatin ah!" dengan salting, Lea bergerak-gerak seperti menahan kencing dengan memainkan roknya. Pipinya memerah dan beberapa bulu pun berterbangan dari rok abunya ...
"Siapa yang kerasukan?!" suara pak Tur yang merupakan guru PAI menyadarkan Lea dari aksi tebar pesonanya. Lea menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Anu em ... i ... Itu Pak di UKS ada casis kerasukan!" Setelahnya, beberapa guru dan keamanan –termasuk Sam si ketua OSIS– pun ikut berlari menyusul pak Tur dan Lea ke UKS. Untuk sementara, lapangan diambil alih oleh bu Sulis agar kondisi para siswa bisa tenang kembali. Karena saat mendengar ada yang kerasukan, semua casis langsung heboh.
~*~
2-c. SI MATA ELANG
"HAHAHA! Kocak banget kalo inget tingkah laku Teh Lea waktu panik, sampe diliatin sama semua orang di lapangan gitu," Syeril berbicara.
"Iya bener! Dia malah tebar pesona tuh! Hahaha," Riskiya menambahkan.
"Lagian maneh sih ngapain pake kerasukan juga? Hhahaha," Beby mendorong pundak Gemini.
"Ih katanya serem siah maneh kerasukan kaya maung (baca:Harimau) gitu, rawrr!" tambah Derryl sambil menirukan tangan harimau.
"Yaudasih jangan dibahas ah malu aing!" Gemini mulai sebal dengan teman-temannya.
Sepulang acara MOS hari ke dua ini Gemini dan teman-teman sekelasnya berkumpul di kantin depan sekolah sembari membahas apa yang baru terjadi terhadap Gemini tadi pagi.
1. Gemini jadi korban senior keamanan, kena marah dan dipermalukan
2. Gemini ditolong serta dibela oleh Aries yang merupakan bintang SMA 610 Bandung.
3. Gemini pingsan saat apel pagi.
4. Gemini kerasukan di UKS.
Lengkap sudah, Gemini akan mendadak terkenal di sekolah karena kejadian ini. Entahlah, dia harus berbangga hati atau tidak jika menjadi sorotan banyak orang. Nama dia akan terus terkenang akibat kejadian ini.
"Lagian kamu kenapa pake make-up menor segala ke sekolah?" tanya Andre meminta penjelasan. Andrew merrupakan cowok keturunan Chinese yang memiliki postur tubuh tinggi dan badan yang berotot. Tipikal pria perkasa deh dia itu! Bahkan, Gemini sempat mengira jika perutAndrew itu sixpack!.
"Aing sih ... em ... apaan ah, nggak menor kok!" Gemini mengelak.
"Nggak menor kumaha? Jelas banget bibir sama pipi maneh merah banget tau! Muka maneh juga kaya tepung, putih pisan!" tambah Derryl dengan gaya centilnya. Anak yang satu ini, Derryl, memang sangat rusuh. Suaranya serupa dengan toa jika sedang berbicara, kenceng banget!. Dia centil, dan sudah pasti sangat heboh melebihi emak-emak yang rebutan beha diskonan di mall. Meski terlihat memiliki kepribadian menyerupai perempian, tapi dialah sumber tawa di kelas.
"Iya ih, kaya mau ngelenong lo!" tambah Beby yang merupakan cewek tomboy, yang memiliki keberanian melebihi Derryl. Semua curiga jika jiwa mereka tertukar ...
"Makannya, jangan kebanyakan melamun Ge!" kata Riskiya yang merupakan cewek islami dengan kerudung berbentuk segi tiga khas anak pesantren. Dia yang paling santai dan kalem di antara semua anak di kelas. Kesukaannya membaca komik dan menggambar manga. Suaranya bagus! Mirip suara-suara di film anime!.
"Lain kali, kalau mau dandan tuh minta ajarin ke gue kali Ge!" sahut Syeril menyombongkan diri, sambil tatapannya tetap fokus ke cermin yang dia bawa. Syeril merupakan cewek yang diprediksikan akan menjadi primadona sekolah. Dia berasal dari Jakarta, dan dia sangat cantik! Baru dua hari di sekolah, sudah banyak orang yang minta untuk kenalan.
Keadaan mendadak hening, karena Gemini tak merespon perkataan teman-temannya. Dia memilih untuk melamun sambil memandang sesuatu yang belum teman-temannya sadari apa itu.
"Yeh malah ngelamun! Liatin apa sih?!" tanya Syeril. "Itukan kak Aries! OH MY GOD, SI GANTENG KALEM! SI MATA ELANG!" Syeril mulai heboh. Begitupun dengan Derryl.
"IYA ... GANTENG BANGET ASTAGA!" tambah Derryl.
"Heee? Lo suka cowok?" tanya Andrew kaget. Tapi Derryl hanya berkata "Kepo" lalu kembali memandang Kak Aries dengan wajah berseri. Sedangakan Riskiya hanya senyum-senyum malu sembari sesekali melirik ke arah kak Aries. Hanya Beby yang santai meskipun dia mengakui kegantengan Kak Aries.
"Alah ... masih gantengan aku juga! Badannya juga bagusan aku ah!" Andrew mulai kesal dengan sikap teman-temannya yang terlalu berlebihan memandang Kak Aries.
"Kenapa dia ganteng banget, sih? Tapi kenapa dia sendirian di situ? Apa perlu aing temenin dan pijetin gitu?? Aihh lucu banget minum susu ultra gitu ... pengen deh disedot-sedot juga! Uhh James Reidku!" gumam Gemini penuh penghayatan. Semua langsung memandang kaget ke arah Gemini.
"Ehh ... em anu ... EH itu apaan sih si Derryl malah deketin Kak Aries!" tak bisa memberikan pernyataan apa-apa, Gemini langsung mengalihkan perhatian teman-temannya. Dilihat oleh semua bahwa Derryl tiba-tiba sudah ada di dekat Kak Aries bahkan hingga dia duduk di sebelahnya Kak Aries! Wajahnya terlihat seperti singa yang menemukan mangsa. Dia sangat agresif sekaligus genit!.
Derryl terlihat sedang mengajak bicara Kak Aries dengan antusias. Namun Kak Aries hanya diam menutup mata tanpa menunjukan reaksi risih atau tertarik dengan kehadiran Derryl. "Kayanya, Kak Aries lagi tidur deh? Si Derryl maen ganggu aja lagi ya! Dasar banci gatel!" umpat Gemini kesal.
Namun tiba-tiba, Derryl menyentuh wajah Kak Aries yang membuat para cewek heboh dan histeris.
"ANJRIT APAAN SIH PEGANG-PEGANG GITUUU!"
"YA ALLAH, BUKAN MUHRIMMMM!"
"DASAR BENCONG KEGATELANNNN!"
"WOY JANGAN CUBIT TETEK GUE WOY SAKIT!"
Yang terakhir itu suara Andrew yang teteknya dicubit paksa oleh Syeril tanpa sadar karena kesal.
Namun tiba-tiba, Kak Aries melayangkan pandangannya ke arah dimana Gemini berada. Derryl juga sama, tapi dia sambil menunjuk ke arah Gemini dan yang lainnya. Merasa kaget dan malu karena ketahuan sedang menatap Kak Aries, Gemini pun langsung senyum dan melambaikan tangannya. Begitupun Syeril dan Riskiya.
"Anjir dia ngeliatin aing dong!" Gemini bersuara denga mulut tertahan karena gemas.
"Apaan, dia ngeliat gue tau!" Syeril ikut bersuara sambil terus tersenyum dan melambaikan tangannya. Mereka berdua pun terlibat debat yang tak penting. Namun justru Riskiya lah yang mencuri start dengan berjalan menuju meja Kak Aries mendahului yang lain.
"Astagfirullah Ummi deketin Kak Aries! Bukan muhrim ih, dosa!" kata Syeril dengan nada sebal, lalu segera berlari menyusul dan disambut tawa oleh Andrew. Akhirnya, sore itu pun mereka habiskan bersama dengan Kak Aries.
Bersambung....
.
.
.
.
Asik uda bagian 2 nih! Terima kasih buat para readers! Terima kasih juga yang uda kasih kritik dan saran ke akun ask.fm aku ask.fm/Monyet_TAMPAN .
Jangan lupa vote+share kalau kalian suka sama story ini.
Aku sangat mengharapkan kritik dan saran serta komentar dari kalian semua, di sini loh!
Maaf bila ada salah kata, kalimat, typo dan sebagainya. Aku nulis ini jam 11 malam dan baru selesai sekarang, jam 1:45 pagi, jadi, Ya... pasti ada salah-salahnya he he he.
Aku kasih jarak antar paragraf sedikit lebih jauh karena ada yang komentar kalau dibuka via mobile, paragraf-nya jadi nyatu. Jadi, aku lebihin deh. Semoga gak nyatu lagi ya... cukup aku dan kalian semua aja yang bersatu dalam ikatan susu coklat. :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar