14 April 2015

sendiri.



Aku kini sendiri
Menari mengukir pena kesana kemari..
Mencari kawan sejati untuk diajak berdiri
Namun setiap malam hanya sedih yang kian mengikis jemari..

Semua telah pergi.
Karena kejujuran hati yang aku ucapkan sangat tak tepat waktu
Awalnya ingin kusimpan saja semua sendiri
Tapi mereka, memaksa aku membuka dialog agar tak menjadi batu
Yang ternyata, tak bisa mereka terima dengan hati yang menyatu

Hati ini menangis
Ingin sekali rasanya meringis
Disebuah pundak seseorang yang tak akan menangkis
Namun nihil, semut pun enggan untuk ikut melukis
Memberi sedikit aura manis
Untuk hidupku agar tak terus mengikis..

Bisakah aku melewati masa sulit ini?
Bisakah aku merasa hebat dan kuat untuk bertahan?
Atau aku harus menyerah, meninggalkan jejak tanpa karya?

Satu-satu sosok yang aku sayang berputar di memoriku
Membuat atap, menjadi layar imajinasiku yang semakin hari semakin menyepi
Bisakah mereka merasakan ini semua?
Rasa rindu dihiasi sakit namun tak berdarah benci
Rasa tulus yang pernah tergores luka karena perginya diri.

Aku merindu untuk bisa bertemu
Aku melayang dengan harapan yang belum pasti kemana akan berlabuh
Aku teresat pada rindu yang tidak bisa aku dekap
Kesendirian semakin kuat memeluk hati yang rapuh
Menimbulkan penyakit yang terus meradang wajah

Sakit... sekujur tubuhku sakit
Lebih pedih ditambah sakit hati yang membukit.

Suara tangisan teredam rasa bersalah
Salahnya aku menyimpan harap pada sosoknya..
Perginya dia hanya menambah duka
Duka untuknya dan juga kawan lainnya
Tolonglah buka sedikit mata milikmu
Lihatlah kita yang merangkak dari lubang kekecewaan.

Bisakah aku gapai kalian semua?
Bisakah aku dapatkan kata diatas rasa kehilangan?
Bisakah bahagia menjadi kebiasaanku ?
Ataukah harus aku tutupi semua ini, hanya pada tulisan demi tulisan?
Haruskah aku sekarat agar mendapat berkat?

Kau pikir, tubuh ini kuat menimbun semuanya?
Kau pikir, aku terlalu banyak mengeluh?
Lalu, perlakuan manusiawi mana yang harus aku lakukan?
Bila aku harus kehilangan saat kritis menjadi saudara dekatku..

Aku hanya manusia rapuh dengan segudang dosa yang terus merindu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar