16 Februari 2015

daging 'basi'


Aku masih tak mengerti dalam hal cinta, mengapa harus ada kata rumit? Atau, ini hanya tentang garis percintaan yang kurang beruntung saja?. Kata orang, cinta tidak pernah salah. Tapi terkadang, cinta bisa salah menempati nama. Mungkin, ini yang aku bingungkan selama berbulan-bulan.

Cinta itu, milik semua mahluk tuhan,kan? Mencintai dan dicintai-pun itu hak dan keinginan setiap manusia,kan? Jadi, jika aku menuntut kebahagiaan atas dasar cinta, aku berhak bukan?. Kadang aku ingin merasakan cinta yang sempurna. Seperti, yang sering aku lihat di film, Seperti yang sering aku dengar pada bait sajak dan lagu, Atau, seperti yang sering teman-temanku tunjukan... Tentunya dengan pasangannya masing-masing.
Memang indah, aku bisa dengan cepat merasakannya. Kehangatan dan kasih sayang diantara mereka, sang pemilik cinta yang nyata, bisa menerobos dinding pori kulitku dan mengetarkan garis senyumku.

Lonceng kebingunganku, berderu hebat. Mengapa saat aku ingin mendapatkan dan merasakan cinta yang nyata, sang cinta malah memilih nama yang salah? Dia, perawakan dambaan-ku tak lebih jauh dengan daging 'basi'. Semua perkataan tak pernah sesuai dengan kenyataannya. Semua janji tak pernah sama dengan perlakuannya. Permasalahan menguat, dia menutup telinga. Perdebatan mengikat, dia meloloskan diri. Ego yang memuncak, menengelamkan fikiran nyata, Tapi saat Kerinduan datang, dia menyalahiku yang memulai perang. Sebercandakah itu yang namanya cinta? Atau, mataku yang ceroboh dan terlalu berharap pada nama yang salah?.jika benar, aku pasti menembak maaf pada hati dan perasaanku. Karena kecerobohanku, mereka harus mengalami luka akibat pecahnya rasa sayang yang menimbulkan tetesan air mata.

Embun bermunculan dikelopak mata. Menahan rasa sakit karena gagal menanam benih cinta pada nama yang salah. Jika seperti ini, siapapun akan berkata "andai saja waktu bisa diputar kembli" dan ya, seandainya itu bisa..

Ini bukan tentang permasalahan aku yang ingin melupakan daging 'basi'. Tapi ini, tentang kenangan yang sudah terjadi, mengapa tak kunjung membusuk dan 'basi' ? Ayolah, seandainya kenangan bisa cepat menghilang ditelan waktu, pasti hati dan perasaan akan tenang dan duduk manis kembali.

Kau tahu? Aku hilang selera untuk meneruskan cerita dan mewujudkan kebahagiaan akan cinta yang nyata. Peluhku lelah bercucuran akibat perjuangan pada perang yang belum aku tahu akhirnya seperti apa... Seandainya ego bisa aku patahkan, aku ingin saling jujur dan mencari tahu seperti apa yang dia rasakan sebenarnya. Tapi sulit untuk bisa membercayai perkataannya lagi. Dilihat dari sejarahnya, semua perkatannya tentu 'basi' dan belum satupun terbukti akurat. Kalau saja embun mengerti, bahwa kering tersiksa bila harus hidup tanpa air.
Aku sudah berusaha menyibukan diriku, aku berjuang keras agar kenangan tentang-mu, tak menghantui hari-hariku lagi. Tapi, bila malam datang, semua usaha larinya aku dari bayanganmu terasa sia-sia dan klise sudah..

Angin, bisa kau bantu aku untuk membuang jauh semua bayangan tentangnya?
Guntur, bisa kau hancurkan saja harapan aku tentang perawakannya?
Hujan, hanyutkan saja aku pada malam yang dingin, sendiri, diselimuti mimpi indah, agar esok datang harapan baru yang bisa membuat aku semangat lagi untuk melanjutkan cerita cinta yang nyata.

Tertanda namaku, yang terhapus tetesan daging 'basi'.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar