16 November 2013

Apa ini...


      Saat aku Remaja, aku beruntung bisa mempunyai sahabat dan teman-teman yang sangat perhatian dan juga menyenangkan. Mereka dengan senang hati dapat beriringan menuntun raga ini agar tepat mencapai sasaran hidup. Mereka tak payah membantuku untuk menyulam benang merah didalam sebuah Zona yang sangat asyik untuk kalangan kita saja. Disini, kita dapat merasakan hidup sebagai Remaja seutuhnya dengan berbagai kisah Sedih, Cinta, dan candaan. “Mereka pelengkap yang tak terduakan!”. Begitu sungutku kemarin.

      Lain halnya dengan sekarang, aku terlalu pintar untuk mencium kebusukan mereka. Aku terlalu pandai dan bermain logika mengenai akal bulus mereka. Umurku sudah genap 17 sekarang, tidak ada lagi hal mengembirakan tanpa mengunakan ego dan logika. Baru sekarang aku ketahui, bahwa mereka, orang yang dulu selalu aku banggakan ternyata tidaklah lain dengan yang namanya Sampah.

     Hidup bagaikan bermain dalam sebuah Film. Tinggal tentukan, mau jadi apa kita? Aku memilih menjadi penulis naskah. Yap, penulis naskah untuk diriku sendiri. Aku yang memilih jalanku, aku yang menentukan bagaimana aku kelak, bukan mereka yang seenaknya mengubahku dengan jalan cerita mereka. Bukan begitu..

     Didalam film-ku, tentu aku ingin menjadi pemeran utama juga. Aku ingin di-akui dan terlihat nyata didepan mereka semua. Aku hanyalah aku. Aku Tidak bisa berbuat keji seperti mereka yang dengan santainya bisa menjadi parasit , untuk mengambil ‘untung’ banyak dari diriku. Aku bukan tipe orang yang dengan mudahnya bisa melupakan sebuah raga yang telah berjasa memberikan pelajaran akan kehidupan. Aku seperti ongokan tengkorak yang kehilangan sari bunga setelah mereka ambil apa yang mereka inginkan.

     Kalian mengerti bukan maksud dari Parasit disini? Yap benar, MEREKA DATANG DAN MENEMPELIKU  LALU MENGAMBIIL APA YANG MEREKA MAU DAN PERGI TANPA BERFIKIR BAGAIMANA RASANYA JADI DIRIKU. Hahaha bodohnya aku. Tahu, apa yang terjadi dengan diriku sekarang? Ini aku si penyesal. Aku menyesali salah yang entah dimana pernah aku buat. Mereka yang beriringan menuntunku itu pernah menyadarkanku apa arti dari kata Sahabat. Tapi, mereka juga yang membuat aku tertegun dan menyadari bahwa, Sahabat itu hanyalah sebuah angapan berlebih yang aku buat sendiri.

    Dunia kita beda. Jalan kaki kita tak senada kini. Tanganmu bukan tanganku lagi. Kalian memang orang berjasa yang pernah menulis skenario menyenangkan yang tak pernah aku sadari bahwa akhirnya seperti ini. Penyesalan, Kekecewaan, aku muntahkan semua didalam lamunan malamku seorang diri. Selalu aku fikirkan dan aku cari inti sarinya mengenai apa penyebab semua ini terjadi, Ternyata, aku hanya ‘Voodoo’ kalian yang tengah asyik kalian mainkan dan setelah bosan lalu di tinggalkan. Hmmmm seru sekali ya.

     Tapi aku yakin, akan ada waktu dimana kita bersama lagi. Akan ada waktu dimana kalian akan kembali dengan sendiri-sendiri dan mengira semua baik saja. Setelah dunia baru itu kalian sadari hanya sesaat, setelah Cinta itu kalian sadari hanya menyakiti, setelah kalian sadari bahwa perpisahan sudah didepan mata, kalian akan kembali. Ya, dan bodohnya aku, dengan mudahnya bisa memaafkan kalian hanya karena diberi sogokan pandangan dan senyuman. Bodohnya aku menulis naskah seperti ini.

    Jangan kalian fikir aku adalah orang yang bisa melupakan hal apapun dengan mudah. Aku selalu menyisihkan waktuku untuk bermain dengan bayangan masa lalu dan mengingat kejadian demi kejadiannya. Walau istilahnya kita tak bertegur sapa selama 4 tahun lamanya, jangan salah sangka, aku masih mengingat siapa kamu. Kamu orang berjasa dan aku yakin akan ada waktu untuk kita bertemu kembali.

     Ini hanya wancanaku saja. Yang aku harapkan, bisa membuka fikiran siapa saja orang yang sedang mengalami hal seperti ini. Ini hal kasat mata yang bisa kita selesaikan asal kita mau menuliskan jalan selanjutnya. Aku berharap banyak pada pembaca...

     Jaga Sobat baik kalian!. Bagaimanapun keadaannya, kalian pasti saling merindukan. Pada akhirnya, walau kalian akan berjalan masing-masing, tapi, percayalah, pundak sobatmu-lah yang akan menopang beratnya badanmu saat kematian tiba. Mulut sobatmulah yang akan memberikan doa tanpa letih untuk mengiringi hari-hari kalian disini atau disuatu dunia lainnya kelak. Dan, kenangannya lah yang akan kalian ingat saat perpisahan semakin nyata. Jangan buat penyesalan menjadi beban diakhirnya. Jangan pernah...

1 November 2013

Aries itu namaku bagian 2

Untuk edisi #AriesItuNamaku bagian 2
( sebelumnya, baca dulu bagian 1 di sini)


“Namaku Aries ... Asal Sekolah dari SMPN 350. Senang bertemu dengan kalian semua." Kusungingkan senyum paling tulus walau mungkin wajahku ini pucat pasih karena gugup.

        "Aries? Gaada kepanjangannya apa?” sahut salah satu murid wanita yang duduk tepat di hadapanku. 

        "Ti ... tidak ada.” Masih sangat gugup aku menjawab pertanyaan itu. “Apa sekarang saya boleh duduk kak?” tanyaku kepada kaka kelas itu.  

       "Yap ... Silahkan," jawabnya.


                               ~*~


Tiba-tiba saja lamunanku akan masa lalu terbesit begitu saja. Aku sedang duduk di taman sekolah sekarang. Tak terasa ya, satu tahun sudah aku sekolah di sini. Sekolah yang tidak pernah aku inginkan sebelumnya ... Walau begitu, lama-kelamaan aku merasa kerasan berada di sini. Satu tahun belakangan ini belum tuh aku memikirkan akan hal Cinta, Persahabatan atau yang lainnya. Mungkin tanpa disadari, aku masih sibuk beradaptasi dengan lingkungan ini.

         Oh ya, sekarang aku mengikuti suatu organisasi di sekolah. Selama satu tahun ini, aku memang disibukan dengan rutinitas bersama organisasi ini. Mungkin, karena hal ini juga aku menjadi merasa kerasaan berada di sekolah. Rencanannya, hari ini akan ada pembukaan calon Pengurus yang baru. Sudah pasti, aku terlibat di dalamnya. Secara, sekarangkan, aku sudah kelas 11 dan pastinya aku pun sudah punya adik kelas baru yang bisa dibilang sedang mencari "nama" dengan keeksisan yang mereka taruhkan demi mencari muka di hadapan kaka kelas.

          Rencanannya, hari ini hanya ada pendaftaran saja, sih. Semua calon akan berkumpul di dalam satu ruangan. Fantastis sekali! Jumlahnya ternyata melebihi prediksi awalku. Bau modus anak ABG sudah mulai tercium nampaknya dip andanganku. Aku terlalu peka untuk mengetahui akal bulus siapapun meski merela hanya mampir di hadapanku. Satu, dua hingga empat orang sudah aku temukan. Sangat mencolok sekali bahwa mereka melakukan segala cara untuk bisa mendapatkan perhatian lebih dari kaka kelas.

           Belum masuk ke dalam ruangan, aku sengaja hanya diam di dekat pintu. Datang satu orang lelaki menghampiriku dengan tangan hendak bersalaman. “Hai Kak! Salam kenal ... tau akukan? Aku yang di twitter, Choky kak Choky ...” kupejamkan mataku sekedar ingin mengingat siapa lelaki yang ada di hadapanku ini. Yap! Aku ingat. Tapi nampaknya berbanding jauh dengan apa yang aku bayangkan tentang dia. 

         “Oh iya saya ingat! Saya kira kamu tinggi loh haha. Kamu daftar ke sini juga?” tanyaku sedikit berbasa-basi.

         “Yap Kak, kan pengen jadi anak didiknya kak Aries hahha”. Jawabnya cekikikan. 

         “Elah ..." jawabku enteng.

         Singkat cerita, Pendaftaran pun ditutup. Semua calon sudah masuk ke dalam ruangan. Entah apa yang mereka bahas ... Sebelum acara selesai, aku sudah memutuskan untuk keluar ruangan dengan alasan ingin mencari angin segar. Sebenarnya, aku muak dengan anak-anak baru itu. Karena mereka, selalu mencari muka di depanku atau di depan teman-temanku.

         Sesampainya di luar kelas, aku melihat ada sekumpulan murid yang sedang duduk santai di koridor. Aku tau, mereka itu pasti adik kelas. Kenapa di mana-mana ada adik kelas sih ...  ucapku dalam hati. Seandainya cara mereka tidak seperti ini, mungkin, aku bisa merubah sedikit pandanganku tentang mereka. Sayangnya, itu mungkin mustahil mereka lakukan. Karena biasanya, yang ada di pikiran mereka pastinya hanya mencari berbagai cara untuk eksis di sekolah. Salah satu caranya ya ini, mereka berlomba untuk mendekati kaka kelas ...


                            ~*~
                       
 
“Hai kak ...” sapa seorang wanita. “Kak” dia bilang? Sudah pasti ini adik kelas Pikirku. Tak kugubris ucapannya ini, tapi, dari sudut ekor mataku, bisa jelas aku lihat bahwa dia sekarang memutuskan untuk duduk bersebelahan denganku. “Sial” umpatku.

         “Sial kenapa kak?” dengan heran dia bertanya. Aku pun menoleh sekedar ingin melihat siapa sih wanita ini? Kenapa dia merasa kenal dan dekat denganku? Apa ini cuma modus seorang adik kelas aja ya??




~Bersambung~



21 Oktober 2013

Aries itu Namaku bagian 1

Untuk edisi #AriesItuNamaku bagian 1


Sebuah tempat dimana kita pernah tak saling kenal, berpandangan namun engan untuk menyangkal, bertegur dan akhirnya kita mengenal. Inilah Zona pertemana.
- - - - 

          Namaku Aries. Masih tergambar jelas bahwa aku selalu saja mengecewakan setiap orang yang aku kenal. Baik itu keluarga, teman, pacar bahkan mamaku sendiri. Sifatku yang memang terkenal sangat dingin dan ‘Kasar’ membuat banyak orang di sekelilingku memandang sebelah mata. Masih belum kusadari apa tepatnya mereka menjauhiku kini. Apa aku berbeda? Apa aku tak pernah ada? Atau aku memang selalu mengada-ngada?

          2011, Tahun di mana aku mulai memasuki masa remaja yang lebih kompleks dengan berbagai masalah real yang harus bisa aku selesaikan dengan kepala dingin dan penuh pemikiran yang matang dengan sebuah logika. Sekarang, aku sudah SMA. Aku sudah meninggalkan teman-teman aneh yang selalu berlarian saat aku mendekati mereka di SMP dahulu. Sekarang, aku sedang mencoba berbaur dan memasuki zona baru dengan aku yang baru, tanpa pandang buluh memikirkan bagaimana caranya mencari teman.

          Pagi ini, aku datang ke sekolah baruku dengan hati yang semraut. Entah apa yang akan aku lakukan di hari pertama ini dengan orang-orang yang sudah pasti saling tak mengenali. Alhasil, aku malah terduduk di kursi dekat gerbang tanpa masuk ke dalam sekolah. Satu jam aku terdiam bersama kebosanan, tanpa ada rasa bersalah telah melambatkan diriku sendiri di hari pertama sekolah. Bukan tanpa alasan aku melakukan ini. Kata lainnya, aku sedang mencoba mengumpulkan nyaliku untuk menjadi diriku yang baru, di dalam zona yang tak aku ketahui bagaimana rasanya.
- - - -

“Hei Dek! Ngapain kamu di sini?!” suara lantang seorang wanita membuyarkan lamunanku akan zona baru yang tadi sedang aku bayangkan.

          "Saya sedang duduk ...” walau dingin, aku berusaha mencoba ramah dengan seorang wanita berseragam putih-abu ini. Nampaknya, senyum yang aku paksakan ini tak membuat wanita ini bersikap ramah kepadaku ...

       "Kamu tau kan, ini hari pertama sekolah! Kamu malah diem di sini seenak pantatmu! Dengan kata lain, kamu sudah datang terlambat hari ini. Fantastis sekali! 1 jam kamu terlambat dek!" masih saja dia membentak kepadaku. 

         Dengan santai aku bertanya, “Maaf Kak, memang Kakak ini siapa? Kenapa saya dimarah-marahi oleh kaka?” sedikit berhati-hati aku bertanya dan mencari tahu informasi siapa dia sebenarnya ...

      "Gausah banyak tanya, nanti juga kamu tahu siapa saya! Siapa namamu?” masih sangat menyebalkan dia menjawab pertanyaanku.

         "Saya Aries kak, kabarnya saya masuk di kelas c," dengan santai aku menjawab pertanyaan dia, ya, walau yang aku rasa sekarang ini kesal bukan main atas sikap dia kepadaku. 

        "Oke, ayo ikut saya, kita masuk ke dalam kelas." 

          Aku menuruti apa yang dia bicarakan. Masih dengan hati semraut, aku langkahkan kaki menyusuri kelas demi kelas. Hingga akhirnya, aku sampai di sebuah kelas pojokan. Keadaan di sana sangatlah sepi. Nampaknya, setiap kelas sudah memulai jam pelajarannya masing-masing. Karena, tak terlihat satu orang pun di luar kelas selain aku dan Kakak kelas ini.

         “Oke, sekarang kamu masuk ke dalam,ini kelasmu ..." ucapnya.

         “Oke, terimakasih Kak!" sedikit meledek, aku memberikan hormat kepadanya, disusul senyum sinis yang dia berikan. 

       Sampai di pintu kelas, aku disambut seorang wanita berkerudung yang perawakannya sangatlah mungil, namun terlihat ramah dengan senyum yang merona. Dia menyapa dengan sangatlah lembut "Hai dek, kamu kelasnya di sini? Silahkan masuk ... Tapi, kamu perkenalkan diri kamu dulu ya di depan.”
ucapnya.

        "Oh iya kak ...” setelah masuk, aku perhatikan setiap murid di dalam kelas ini. Semua mata memandang dengan sangat tajamnya. Tak satu bagian dari badanku luput dari pandangan mereka semua. Astaga ... seperti tercekik leherku ini saat aku diperlakukan seperti ini. Saatnya aku memperkenalkan diri. “Namaku Aries ...."



~Bersambung~

4 Oktober 2013

Kedua kalinya itu sulit terjadi....

Apa yang ada didunia ini gaakan pernah sama. Terkadang, kita bisa dengan mudahnya melukiskan kisah bahagia penuh canda, Kadang juga kita mendapatkan momen indah itu tanpa perlu susah payah menggoreskan kuasnya, karena terkadang itu datang dengan sendirinya.

Hal menyenangkan atau hal indah itu sulit terulang untuk kedua kalinya. Sebagai contoh, saat kita mendapatkan sebuah konflik didalam zona pertemanan. Awalnya pertemanan kita itu indah dan penuh warna pelangi. Karena suatu konflik yang membuat perpecahan didalam zona itu, kita menjadi tercerai berai mengacuhkan satu sama lain. Setelah itu, kita berjauhan, bahkan hingga berkilo-kilo meter jauhnya. Itu dilakukan hanya mengikuti ego masing-masing dari kita yang merasa saling tidak membutuhkan dan saling mengacuhkan.

 Padahal, hati kecil disana merengek terisak saling merindukan. Karena tertutup kegengsian, menimbulkan rasa ‘engan’ untuk memulai kembali semua dari awal atau sekedar mengucap kata "maaf".

            Setelah salah satu dari kita memberanikan diri untuk meminta maaf, hal positif terjadi. Tidak ada lagi jarak terbentang, tidak ada lagi acuh atau mengacuhkan, tidak ada lagi rasa saling benci. Tapi... Walau statusnya sudah 'membaik', tetap saja rasa canggung itu ada.

            Terkadang, setelah kita berbaikan dan memulai memasuki zona pertemanan yang baru, hal seperti dulu tidak akan terulang dengan mudahnya lagi, bahkan mungkin tidak.
Kedekatan kita tidak akan sedekat saat pertama kali kita memulai zona ini. Kepedulian kita tidak akan sama seperti dulu, dan yang pasti komunikasi kitapun tidak akan selancar dan sesering dulu. Itu karena faktor pernahnya kita berjauhan, pernahnya kita tidak saling berkomunikasi dan itu menyebabkan rasa terbiasanya kita dengan situasi baru yang dimana kita pernah tidak berinteraksi sekian lamanya. Maka, setelah kita berbaikanpun, hal itu sulit untuk terulang kembali.

            Terkadang, apa yang kita inginkan itu tidak mudah kita dapatkan. Kita ingin bersama seperti dulu, tapi, sisilain berkata berbeda, Hal itu tidak akan terjadi. Mengalirkan opini didalam fikiran lagi yang berkata, 'mungkin dia membenciku', 'mungkin dia lelah denganku' dan lain sebagainya. Saat perasaan seperti itu datang, ingat, pilihlah jalan untuk diam. Membisu kepada dirinya mungkin.

            Karena, percaya atau tidak, suatu saat, dia akan ada di posisi kita dan merasakan apa yang kita rasakan. Tunggu hingga dia datang kembali dan tersadar bahwa ternyata dia membutuhkan kita seperti halnya kita membutuhkan sosok dia. Inilah Karma didalam kehidupan... So.. Jangan pernah menyia-nyiakan momen indah bersama seseorang. Jangan pernah! Hal indah untuk kedua kalinya itu sulit ter-ja-di.


                                                                                    Penasihat hati sendiri,
                                                                               Rafi Panca Anugerah

23 Januari 2013

Need True Friend Most Wanted!



Balik lagi kumpulin mood buat nulis postingan baru. Walau sedikit malas buat beranjak menulis kembali, tapi gua mksain aja. Penyebab dari malasnya gua menulis ini karena faktor masalah baru yang tak kunjung selesai. Ini sih Mengenai hal yang 3 minggu belakangan ini emang jadi beban banget buat gua. It’s all about “FRIENDSHIP”. Ya, gua tegasin lagi ya kalo gua tuh orangnya emang selectif dalam milih temen, dan kalo gua uda nyaman sama orang itu, gua bakalan ngelakuin apapun buat dia asal dia tetap diam menemani gua. Emang egois, emang protectif tapi itu lah gua.

Gua gamau sampe kehilangan yang namanya  “sahabata” Bagi gua “sahabat” itu layaknya anak buah tuhan buat ngisi kekosongan didalam diri gua. Soalnya,gua ngerasa full and Overcapacity kalo misalnya ada mereka dikehidupan gua. Yang pasti gua ngerasa Happy!.

Dulu, gua pernah pas lagi percayaaaaaaa banget sama yang  namanya “Sahabat” ya, sampe..., gua gamau lepas dari dia. Eh, tau ga? Gua malah dihianatin sama dia, gua malah ditusuk secara langsung sama dia, gamau flashback sih jadi ga gua ceritain kenapa dan apa penyebabnya. Yang pasti gua pernah hilang kepercayaan dan hampir ga percya lagi sama yang namanya Sahabat.

Didalam kehidupan gua, emang banyak pasang surutnya. Bukan di masalah percintaan melainkan Persahabatan. Didalam hidup gua Cuma ada dua hal yang bikin kepala gua kadang pengen gua lepas dan gua simpen aja dirumah. Mau tau apa? Yaitu Keluarga dan Persahabatan.

Kadang gua ga pernah mikirin soal percintaan, bagi gua itu ga begitu penting. Soalnya seiring berjalannya waktu jika dibahasa tentang percintaan itu pastinya banyak remedial!. Banyak cewek yang datang dan pergi setiap waktunya, gua males ngurusinnya. Emang ga pernah srek aja sih jadinya bosan dan putus lagi. Belum penah gua ngerasain pacaran selama 1 bulan. Ya, faktor gua yang cuek dan bosenan sih ini mah hmmm lupakan, yang terpenting itu ya “Sahabat” dibandingkan hal ini.

Sahabat itu, bisa Cuma satu, tapi, abadi. Kalo Pacar mah ga abadi malah datang dan pergi bener ga? hoam. Disini bukan percintaan ya yang gua mau bahas, tapi PER-SA-HA-BA-TAN. Ayo, siapa disini yang sayang sama Sahabatanya? Siapa yang gamau Kehilangan Sahabatanya? Siapa yang pengen banget Sahabatnya peka dan ga ninggalin kita?? Pasti banyak yang mau seperti itu, yap, sama kaya gua. Gua juga menginginkan Sahabat yang seperti itu.

Gua emang uda punya sahabat, awalnya emang dia Care, peka, setia tapi kok lama-lama jadi aneh ya. Tanpa ssebab yang pasti, gaada penjelasan didalam masalah ini, tiba-tiba aja dia jadi ‘dingin’ dan perlahan menjauh. Gua uda tanya penyebabnya ‘apa?’ tapi gaada respon dari dia. Gua Cuma bisa diem dan memendam rasa kecewa karena tingkah laku dia yang mirip ‘bocah’. Gaada penjelasan ya!!.

Kata salah satu sahabat gua yang lain sih, gini....

“Kak, permasalahan dalam persahabatan mah uda biasa. So, hadapin aja! “

Awalnya, gua hadapin masalah ini dan mencoba untuk meluruskan. Nyatanya? Ga selesai-selesai! Gua heran dan sempet putus asa, dan, kenyataanya gua emang cape dan milih buat mundur aja. Mungkin, jika dia uda sadar dia juga bakalan balik lagi. Gua mencoba positif thingking aja, semoga dia Cuma khilaf atau ‘jenuh’ didalam persahabatan ini. Yang pasti, gua percaya “Sahabat” tak saling meninggalkan! Bagi gua juga, dia lebih dari sekedar Sahabat dia uda kaya keluarga gua! Jadi gua yakin, dia gaakan ninggalin gua!!.


Singkat gua bahas tentang ini, curhat sih lebih tepatnya. Gua masih bingung harus ngelakuin apa didalam ‘kelelahan’ gua ini. Gua mau nunggu sampe dia peka dan berubah! Tapi, sampai kapan sih?? Entahlah yang pasti, gua coba buat nunggu.