12 Februari 2014

Aries Itu Namaku Bagian 3

Untuk edisi #AriesItuNamaku bagian 3

Hai semuanya! maaf ya, saya baru muncul dan baru sempat posting cerbung bagian 3 ini heheh... Selain di dunia nyata saya sibuk, saya juga sekarang mau menempuh Ujian Nasional nih jadi jarang ada waktu buat nulis huhu:( maaf sudah membuat kalian menunggu, sekarang ... Sebelum baca bagian 3, baca dulu yuk Bagian 2 untuk yang belum disini.




“Hai, Namaku Suci kak hehe,” sambil ia sodorkan tangannya, tanda ingin bersalaman. Entah ada angin darimana, tiba-tiba aku membalas sapaannya dengan bersalaman dan memberikan senyum kepadanya. Mungkin bisa dibilang, dia adik kelas pertama yang berkenalan secara langsung denganku, dengan cara yang lebih hangat.

       Enam hari selanjutnya setelah acara pendaftaran pengurus baru, sangat tidak disangka jika aku semakin dekat saja dengan Suci, adik kelas pertama yang berhasil berkenalan langsung denganku, disertai “Jabat  tangan”. Semakin lama, munculah perasaan peduli, sayang, dan ketergantungan kepada sosoknya dari dalam diriku yang dikenal dingin dan cuek ini. Bisa dibilang, Suci membuka pikiranku. Bahwa tidak semua adik kelas itu menyebalkan. Semenjak aku berkenalan dengan Suci, semakin banyak saja adik kelas yang ingin berkenalan denganku dan ikut serta dalam menuliskan cerita selembar demi selembar di dalam diary hariku ini.

        Sosoku berubah. kini, aku dikenal sebagai Aries yang punya banyak anak buah. Ya begitulah teman sekelasku memberi julukan. Di mana ada Aries, di situlah ada adik kelas yang menemani...

        Oh ya, aku bingung. Kok aku tambah nyaman ya dengan Suci? Apa aku ... ah tidak mungkin! Sudahlah aku tidur saja bye!! Ketiku di dalam Note Laptopku.

       Keesokan harinya, aku merasa sangat grogi. Karena rencanannya, hari ini aku akan berkunjung ke rumah Suci! Dia berkata bahwa Mamanya sedang mengadakan acara keluarga kecil-kecilan. Tapi, heran juga sih ya, kenapa dia mengajaku? Ah sudahlah ... aku sangat tidak sabar ingin segera berangkat ke rumahnya!.

        Pukul satu siang setelah bel pulang berbunyi, aku segera pergi ke parkiran sekolah untuk menunggu Suci. Kita membuat janji untuk bertemu di sini, agar nanti, bisa langsung berangkat tanpa harus bingung mencari ke sana-kemari.

        Sudah 15 menit aku menunggu dia. Tapi dia ke mana ya? Hmm ... mungkin dia ada pelajaran tambahan kali ya? Akhirnya aku putuskan untuk menuju ke kelasnya. Aku pun berlari ke arah kelasnya. Tapi ternyata, kelasnya sudah kosong! Aku pun bergegeasbibtuk menelponnya. Jujur saja, aku sudah tidak sabar untuk bertemu dia dan juga keluarganya.  Mungkin aku sedang merasakan Jatuh cinta ... Sampai-sampai, aku tidak sabaran seperti ini? ahaha.

        "Tutt ... tuttt” Telponku belum diangkat juga. Kenapa aku menjadi gelisah seperti ini ya? Kuputuskan kembali ke area parkiran. Berharap Suci sudah berada di sana menungguku. Tapi ... ternyata tidak ada ...

        “Ka Ariesss!” Tiba-tiba terdengar suara wanita sambil berlari dibelakangku. 

        Dengan cepat aku membalikan badan dan berkata “Suci?” dan ternyata benar, itu Suci! Sungguh lega dan senang sekali akhirnya dia datang juga. Tapi ... kenapa dia membawa Bunga ya?

        "Suci ... kenapa lama banget? darimana aja? itu bunga dari siapa?” tanyaku.

        “Kakkkk! Kamu pasti ga percaya deh! Tadi ... aku ditembak sama Kak Ditya! Ini dikasih bungaaaaa! Ahhh aku seneng banget kak!” dia bercerita sembari mengandeng tanganku erat. Sepertinya dia senang sekali.                                    

         Bak disambar petir, tiba-tiba aku merasakan sakit. Apa ini sakit hati? Sungguh aku tidak bisa menerima ini. Aku pun tersenyum dengan penih keterpaksaan. Keringat dingin pun bercucuran dan mataku serasa panas.  “Ditembak? Terus ... kamu jawab apa?”       

                        

                  ~Bersambung~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar