21 Oktober 2013

Aries itu Namaku bagian 1

Untuk edisi #AriesItuNamaku bagian 1


Sebuah tempat dimana kita pernah tak saling kenal, berpandangan namun engan untuk menyangkal, bertegur dan akhirnya kita mengenal. Inilah Zona pertemana.
- - - - 

          Namaku Aries. Masih tergambar jelas bahwa aku selalu saja mengecewakan setiap orang yang aku kenal. Baik itu keluarga, teman, pacar bahkan mamaku sendiri. Sifatku yang memang terkenal sangat dingin dan ‘Kasar’ membuat banyak orang di sekelilingku memandang sebelah mata. Masih belum kusadari apa tepatnya mereka menjauhiku kini. Apa aku berbeda? Apa aku tak pernah ada? Atau aku memang selalu mengada-ngada?

          2011, Tahun di mana aku mulai memasuki masa remaja yang lebih kompleks dengan berbagai masalah real yang harus bisa aku selesaikan dengan kepala dingin dan penuh pemikiran yang matang dengan sebuah logika. Sekarang, aku sudah SMA. Aku sudah meninggalkan teman-teman aneh yang selalu berlarian saat aku mendekati mereka di SMP dahulu. Sekarang, aku sedang mencoba berbaur dan memasuki zona baru dengan aku yang baru, tanpa pandang buluh memikirkan bagaimana caranya mencari teman.

          Pagi ini, aku datang ke sekolah baruku dengan hati yang semraut. Entah apa yang akan aku lakukan di hari pertama ini dengan orang-orang yang sudah pasti saling tak mengenali. Alhasil, aku malah terduduk di kursi dekat gerbang tanpa masuk ke dalam sekolah. Satu jam aku terdiam bersama kebosanan, tanpa ada rasa bersalah telah melambatkan diriku sendiri di hari pertama sekolah. Bukan tanpa alasan aku melakukan ini. Kata lainnya, aku sedang mencoba mengumpulkan nyaliku untuk menjadi diriku yang baru, di dalam zona yang tak aku ketahui bagaimana rasanya.
- - - -

“Hei Dek! Ngapain kamu di sini?!” suara lantang seorang wanita membuyarkan lamunanku akan zona baru yang tadi sedang aku bayangkan.

          "Saya sedang duduk ...” walau dingin, aku berusaha mencoba ramah dengan seorang wanita berseragam putih-abu ini. Nampaknya, senyum yang aku paksakan ini tak membuat wanita ini bersikap ramah kepadaku ...

       "Kamu tau kan, ini hari pertama sekolah! Kamu malah diem di sini seenak pantatmu! Dengan kata lain, kamu sudah datang terlambat hari ini. Fantastis sekali! 1 jam kamu terlambat dek!" masih saja dia membentak kepadaku. 

         Dengan santai aku bertanya, “Maaf Kak, memang Kakak ini siapa? Kenapa saya dimarah-marahi oleh kaka?” sedikit berhati-hati aku bertanya dan mencari tahu informasi siapa dia sebenarnya ...

      "Gausah banyak tanya, nanti juga kamu tahu siapa saya! Siapa namamu?” masih sangat menyebalkan dia menjawab pertanyaanku.

         "Saya Aries kak, kabarnya saya masuk di kelas c," dengan santai aku menjawab pertanyaan dia, ya, walau yang aku rasa sekarang ini kesal bukan main atas sikap dia kepadaku. 

        "Oke, ayo ikut saya, kita masuk ke dalam kelas." 

          Aku menuruti apa yang dia bicarakan. Masih dengan hati semraut, aku langkahkan kaki menyusuri kelas demi kelas. Hingga akhirnya, aku sampai di sebuah kelas pojokan. Keadaan di sana sangatlah sepi. Nampaknya, setiap kelas sudah memulai jam pelajarannya masing-masing. Karena, tak terlihat satu orang pun di luar kelas selain aku dan Kakak kelas ini.

         “Oke, sekarang kamu masuk ke dalam,ini kelasmu ..." ucapnya.

         “Oke, terimakasih Kak!" sedikit meledek, aku memberikan hormat kepadanya, disusul senyum sinis yang dia berikan. 

       Sampai di pintu kelas, aku disambut seorang wanita berkerudung yang perawakannya sangatlah mungil, namun terlihat ramah dengan senyum yang merona. Dia menyapa dengan sangatlah lembut "Hai dek, kamu kelasnya di sini? Silahkan masuk ... Tapi, kamu perkenalkan diri kamu dulu ya di depan.”
ucapnya.

        "Oh iya kak ...” setelah masuk, aku perhatikan setiap murid di dalam kelas ini. Semua mata memandang dengan sangat tajamnya. Tak satu bagian dari badanku luput dari pandangan mereka semua. Astaga ... seperti tercekik leherku ini saat aku diperlakukan seperti ini. Saatnya aku memperkenalkan diri. “Namaku Aries ...."



~Bersambung~

4 Oktober 2013

Kedua kalinya itu sulit terjadi....

Apa yang ada didunia ini gaakan pernah sama. Terkadang, kita bisa dengan mudahnya melukiskan kisah bahagia penuh canda, Kadang juga kita mendapatkan momen indah itu tanpa perlu susah payah menggoreskan kuasnya, karena terkadang itu datang dengan sendirinya.

Hal menyenangkan atau hal indah itu sulit terulang untuk kedua kalinya. Sebagai contoh, saat kita mendapatkan sebuah konflik didalam zona pertemanan. Awalnya pertemanan kita itu indah dan penuh warna pelangi. Karena suatu konflik yang membuat perpecahan didalam zona itu, kita menjadi tercerai berai mengacuhkan satu sama lain. Setelah itu, kita berjauhan, bahkan hingga berkilo-kilo meter jauhnya. Itu dilakukan hanya mengikuti ego masing-masing dari kita yang merasa saling tidak membutuhkan dan saling mengacuhkan.

 Padahal, hati kecil disana merengek terisak saling merindukan. Karena tertutup kegengsian, menimbulkan rasa ‘engan’ untuk memulai kembali semua dari awal atau sekedar mengucap kata "maaf".

            Setelah salah satu dari kita memberanikan diri untuk meminta maaf, hal positif terjadi. Tidak ada lagi jarak terbentang, tidak ada lagi acuh atau mengacuhkan, tidak ada lagi rasa saling benci. Tapi... Walau statusnya sudah 'membaik', tetap saja rasa canggung itu ada.

            Terkadang, setelah kita berbaikan dan memulai memasuki zona pertemanan yang baru, hal seperti dulu tidak akan terulang dengan mudahnya lagi, bahkan mungkin tidak.
Kedekatan kita tidak akan sedekat saat pertama kali kita memulai zona ini. Kepedulian kita tidak akan sama seperti dulu, dan yang pasti komunikasi kitapun tidak akan selancar dan sesering dulu. Itu karena faktor pernahnya kita berjauhan, pernahnya kita tidak saling berkomunikasi dan itu menyebabkan rasa terbiasanya kita dengan situasi baru yang dimana kita pernah tidak berinteraksi sekian lamanya. Maka, setelah kita berbaikanpun, hal itu sulit untuk terulang kembali.

            Terkadang, apa yang kita inginkan itu tidak mudah kita dapatkan. Kita ingin bersama seperti dulu, tapi, sisilain berkata berbeda, Hal itu tidak akan terjadi. Mengalirkan opini didalam fikiran lagi yang berkata, 'mungkin dia membenciku', 'mungkin dia lelah denganku' dan lain sebagainya. Saat perasaan seperti itu datang, ingat, pilihlah jalan untuk diam. Membisu kepada dirinya mungkin.

            Karena, percaya atau tidak, suatu saat, dia akan ada di posisi kita dan merasakan apa yang kita rasakan. Tunggu hingga dia datang kembali dan tersadar bahwa ternyata dia membutuhkan kita seperti halnya kita membutuhkan sosok dia. Inilah Karma didalam kehidupan... So.. Jangan pernah menyia-nyiakan momen indah bersama seseorang. Jangan pernah! Hal indah untuk kedua kalinya itu sulit ter-ja-di.


                                                                                    Penasihat hati sendiri,
                                                                               Rafi Panca Anugerah